K3 memainkan peran yang sangat vital pada sektor konstruksi. Tujuan penerapan K3 dalam bidang konstruksi adalah untuk mencegah pekerja dari risiko kecelakaan dan penyakit kerja, serta membantu guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, kondusif, aman, dan sehat. K3 tidak hanya ditujukan untuk pekerja, tetapi juga pada semua individu yang berada di lingkungan proyek, pengawas, bahkan pengunjung konstruksi sekalipun.
Menurut Bagaskara (2024), peran K3 dalam bidang konstruksi adalah mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja, dan selanjutnya merancang dan menerapkan tindakan pengendalian yang sesuai. Sebelum memulai pembangunan, seorang ahli K3 sudah menganalisis bahaya yang bisa terjadi secara komprehensif. Analisis bisa diperkirakan oleh ahli K3, misalkan dengan berkeliling lingkungan konstruksi. Namun, bahaya bisa muncul ketika konstruksi sudah beroperasi. Nah, di sinilah penerapan 5 hierarki pengendalian digunakan oleh ahli K3.
Selain itu, K3 juga bertujuan untuk melindungi kesehatan para pekerja. Meliputi identifikasi dan pengendalian terhadap paparan bahan kimia berbahaya, debu, dan kebisingan. Sebelum pekerja memulai pekerjaan, Alat Pelindung Diri (APD) lengkap wajib dikenakan. Hal itu supaya menghindari pekerja dari hal-hal berbahaya selama berada di lingkungan kontruksi. Namun, penggunaan APD juga menyesuaikan tempat dan kondisi, terkadang pekerja tidak menggunakan baju APD karena kondisi lingkungan yang panas. Walaupun demikian, menggunakan APD saat bekerja tetap harus diterapkan.
Banyak sekali material konstruksi yang bisa sewaktu-waktu mengenai pekerja. Oleh sebab itu, pekerja wajib menggunakan helm ketika sedang melakukan pekerjaannya. Untuk pekerja yang berada di ketinggian, pekerja wajib menggunakan Harness untuk melindungi diri apabila sewaktu-waktu jatuh dari ketinggian. Di konstruksi, bising dari alat-alat merupakan hal yang umum. Untuk mengurangi kebisingan, pekerja dapat menggunakan APD berupa air plug atau pelindung telinga. APD lainnya meliputi masker, kacamata, Sepatu, dan sebagainya.
K3 juga memastikan kesehatan pekerja secara holistik. Kesehatan pekerja dipantau guna mencegah masalah kesehatan jangka panjang. Apabila kesehatan seorang pekerja terganggu, hal itu akan memengaruhi pekerjaan. Hal tersebut juga akan berdampak pada bahaya dan risiko yang mungkin akan dialami pekerja.
Sebelum memulai pekerjaan, ahli K3 akan memberikan briefing terlebih dahulu. Biasanya briefing dilakukan di pagi hari. Gunanya untuk memastikan bahwa pekerja memahami bahaya dan bagaimana cara mencegahnya. Selain itu, agar menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman serta terhindar dari risiko kecelakaan kerja dan potensi penyakit. Nah, di sinilah ahli K3 akan mengingatkan pekerja untuk selalu memakai APD agar terhindar dari risiko kecelakaan kerja.
Penegakan standar keselamatan juga menjadi peran K3. Seorang ahli K3 harus memastikan bahwa budaya K3 sudah diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ahli K3 juga melakukan inspeksi rutin kepada para pekerja. Memastikan bahwa pekerja mengenakan APD lengkap dan memeriksa keamanan tempat kerja. Apabila ada pekerja yang melanggar atau tidak mengenakan APD lengkap, seorang ahli K3 akan menegurnya. Namun, untuk menegur seorang pekerja memiliki prosedur tersendiri. Ahli K3 tidak boleh menegur pekerja secara langsung tetapi harus melalui perantara. Biasanya, ahli K3 akan berbicara kepada pelaksana lapangan, setelahnya pelaksana lapangan meneruskan kepada mandor. Dari mandor inilah teguran akan disampaikan kepada pekerja.
Hal ini dilakukan agar menghindari dari ketersinggungan. Pekerja mungkin tidak mengenal baik seorang ahli K3 dan cenderung lebih mengenal mandor ataupun pelaksana lapanagan. Dengan itu, pekerja akan jauh lebih mudah menerima teguran dari mandor. Dan untuk menghindari hal-hal berbahaya lainnya.
Ada beberapa larangan juga dalam bidang konstruksi, seperti dilarang menggunakan sendal, dilarang merokok di area pembangunan, dilarang minum minuman keras, dan sebagainya. Hal itu dilakukan agar tempat kerja senantiasa nyaman untuk semua pihak. Tidak ada yang merugikan dan merasa dirugikan.
Peran K3 dalam bidang konstruksi ini sangat krusial. K3 memastikan keselamatan dan kesehatan kerja seorang pekerja secara holistik. Melindungi para pekerja dengan menegakkan standar K3 yang terintegrasi melalui peraturan perundang-undangan. Dan memastikan bahwasannya pekerja mengetahui dengan baik potensi bahaya, risiko pekerjaan, dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Dengan demikian, lingkungan industri konstruksi yang aman, nyaman, dan produktif dapat tercipta.