Sulawesi Tenggara masih perlu banyak konsultan pemetaan karena wilayahnya sangat potensial untuk perkembangan Indonesia kedepan. Sulawesi Tenggara memiliki banyak pulau baik yang berpenghuni maupun tidak kurang lebih sebanyak 60 pulau.Â
Wilayah laut Sulawesi Tenggara lebih besar daripada daratannya sehingga pemetaan wilayah laut sangat direkomendasikan guna meningkatkan produktivitas masyarakatnya. Kota Bau-Bau di Sulawesi Tenggara merupakan kota yang memiliki letak strategis. Kota tersebut merupakan penghubung antara wilayah Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur.
Sulawesi Tenggara memiliki kondisi topografi yang bergunung, bergelombang, dan berbukit, yang terletak pada ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut. Selain daratannya, Sulawesi Tenggara memiliki Kawasan perairan yang sangat luas. Namun, Kawasan tersebut masih belum dikelola secara maksimal. Jika Kawasan perairan dikelola dengan baik dapat digunakan untuk usaha perikanan, prasarana transportasi, dan wisata bahari.Â
Dalam pengelolaan potensi sumberdaya pada daratan dan perairan tentu diperlukan pemetaan potensi wilayah yang akurat sehingga mampu memberikan keuntungan bagi masyarakat dan negara Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, adanya konsultan pemetaan menjadi hal yang sangat penting di Sulawesi Tenggara
Aspek pariwisata di Sulawesi Tenggara juga sangat potensial untuk dikembangkan terutama wisata sejarah. Terdapat banyak monument sejarah yang ada di Sulawesi Tenggara contohnya adalah Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia, Makam Raja Mekongga Sangia Nibandera di Kabupaten Kolaka, Masjid Tua Loghiya di Kabupaten Muna, Rumah Adat Laika Mbu'u dan Replika Istana Kerajaan Konawe di Kabupaten Konawe, dan lain sebagainya.
Situs-situs bersejarah ini hendaknya dilestarikan dengan membuat model tiga dimensi sebagai arsip dan menarik minat wisatawan. Wisatawan yang berkunjung dapat meningkatkan penndapatan daerah. Rekontruksi bangunan menjadi model tiga dimensi bisa dilakukan seorang ahli yang berada di konsultan pemetaan.
Sulawesi Tenggara juga memiliki beberapa sungai besar yang dapat dijadikan sebagai potensi sumber tenaga untuk kebutuhan industri dan rumah tangga dan juga irigasi. Pemetaan dan pengelolaan sungai untuk pengairan pertanian yang baik dapat membuat Sulawesi Tenggara memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Contohnya adalah sungai besar seperti Sungai Konaweha yang terletak di Kabupaten Kendari memiliki bendungan di Wawotobi yang mampu mengairi persawahan di daerah Kabupaten Kendari seluas 18.060 ha.
Ditinjau dari segi aspek kebencanaan, Sulawesi Tenggara memiliki potensi bencana gempa dan tsunami yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan karena Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang terletak pada zona subduksi dari pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng Benua Eurasia, Indo-Australia, dan Lempeng Samudera Pasifik. Adanya potensi bencana ini hendaknya menjadi pertimbangan pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur. Dalam memetakan bencana, diperlukan seorang konsultan pemetaan sehingga bisa memberi masukan terkait pembangunan infrastruktur dari segi kebencanaan.
Nah, itulah kondisi yang ditemui team Global Eksplorasi Indonesia dalam melakukan pemetaan di Sulawesi Tenggara. Semoga bisa menjadi pertimbangan bagi kalian yaa. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H