Mohon tunggu...
Devi Yudiantini
Devi Yudiantini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi STAHN MPU KUTURAN SINGARAJA mengambil Program Studi Ilmu Komunikasi

Merupakan mahasiswi STAHN MPU KUTURAN SINGARAJA mengambil Program Studi Ilmu Komunikasi dan sekarang sudan menginjak semester 7.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandemi dan Pariwisata?

8 Juli 2021   09:49 Diperbarui: 8 Juli 2021   09:56 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata di masa pandemi, dok. pribadi


Pandemi mempengaruhi banyak sektor kehidupan di Indonesia, bicara masalah pendidikan kena dampak, masalah perekonomian juga kena dampak, bicara masalah pariwisata juga kena dampak. Semuanya harus dikerjakan dari rumah, jika masalah pendidikan masih bisa dilakukan secara daring walaupun belum terbiasa. Jika masalah pariwisata , apakah bisa dilakukan secara daring? Bagaimana dengan mereka yang ingin berlibur ke tempat wisata? Apakah bisa hanya melihat melalui media sudah berasa seperti liburan? Iya pada kenyataannya persoalan pariwisata memang tidak bisa dilakukan online atau daring, jika melihat tempat wisata di media sosial pasti gejolak ingin liburan muncul namun apa daya pandemi yang menghalangi sehingga tak bisa berlibur ke tempat wisata yang jauh, paling hanya di sekitaran rumah saja.

Selain terhalangnya niat untuk liburan dan menikmati indahnya tempat wisata di Indonesia, pandemi yang tak kunjung usai ini juga berpengaruh kepada ruang gerak kehidupan masyarakat salah satunya perekonomian. Di situasi seperti saat ini banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya, terutama mereka yang bekerja di sektor pariwisata. Banyak dari mereka yang bekerja di bidang pariwisata harus berhenti dan memilih untuk kembali ke rumah dan kampung halaman.

Bagi mereka yang beruntung masih bisa bekerja hanya saja tidak seperti waktu normal , ketika pandemi waktu kerja mereka berkurang dan tentunya penghasilan tidak akan sama lagi. Namun masih bisa bekerja saja sudah sangat bersyukur. Bekerja dengan banyak liburnya saja sudah di syukuri. Banyaknya tempat-tempat wisata, hotel dan restoran yang menjual makanan untuk wisatawan asing yang tutup karena sepi pengunjung, tak heran jika pada akhirnya banyak juga hotel dan restoran yang melakukan pengurangan karyawan. Dan jangan lupakan mereka yang bekerja di kapal pesiar pun pada akhirnya harus kena dampak karena pandemi yang mendunia ini, banyak pekerja-pekerja di kapal pesiar harus kembali pulang.

Banyak dari mereka yang pada akhirnya memutuskan untuk mengambil pekerjaan yang lainnya, ada juga yang membantu pekerjaan orang tuanya di kebun,sawah dan lainnya bahkan ada juga yang hanya berdiam diri di rumah.

Pandemi benar-benar melumpuhkan pariwisata, terlebih lagi pariwisata di Bali. Bali yag biasanya ramai di kunjungi wisatawan asing dan lokal, kini hanya tinggal beberapa wisatawan asing yang tidak bisa pulang ke negaranya. Akses penerbangan dari mancanegara masih di tutup, sedangkan beberapa wisatawan lokal hanya beberapa saja yang berkunjung ke Bali.
Di saat keadaan sudah sempat membaik, pariwisata di Bali sudah sempat pulih, beberapa tempat wisata sudah dibuka, masyarakat dapat menikmati liburan dengan tetap mengikuti prokes. Namun lagi dan lagi harapan masyarakat untuk bisa kembali normal harus di telan mentah-mentah. Ketika bapak presiden mengumumkan adanya PPKM Jawa-Bali yang dimulai dari tanggal 3 Juli 2021-20 Juli 2021 kembali tempat wisata di Bali di tutup.

Lalu bagaimana nasib para pekerja pariwisata, jika pandemi tak kunjung usai, baru dibuka beberapa bulan sudah harus di tutup kembali. Tidak hanya pekerja pariwisata yang kena dampaknya, penjual makanan di warung-warung makan pun kena dampaknya, mereka tidak bisa melayani makan di tempat hanya dibungkus saja.

Selain sektor pariwisata dan ekonomi, sektor pendidikan juga kena dampaknya, sekolah yang akan mulai di buka bulan Juli ini harus di tunda lagi dan lagi, entah sampai kapan? Jika pandemi dapat berkurang dan mulai memudar dari Indonesia maka sektor ekonomi, pariwisata, pendidikan bisa bangkit secara perlahan.

Bicara permasalahan covid19 tak akan pernah usai, tak akan ada habisnya. Berita orang yang terpapar covid19 semakin menambah, segala macam cara sudah di lakukan, mengikuti prokes, melakukan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) bahkan vaksin sudah gencar dilaksanakan hingga kepelosok. Hal ini dilakukan demi berkurangnya masyarakat yang terpapar covid19. Dengan dilaksanakannya vaksin ini di harapkan pandemi segera berlalu, meskipun telah dilaksanakannya vaksin namun tetap harus melaksanakan 3M.

Diharapkan agar setiap orang sudah melakukan vaksinasi, baik mereka yang bekerja di sektor pariwisata, pendidikan, pemerintahan, hingga masyarakat biasa harus di pastikan mendapatkan vaksinasi. Dengan dilaksanakannya vaksinasi bagi mereka yang bekerja di sektor pariwisata semoga pariwisata bisa kembali normal dan pandemi segara berlalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun