"Marpabue di bagasan Holong", Â diambil berdasarkan ayat yang tertulis dalam surat Apostel Paulus (1 Korintus 16:14) yang menyatakan secara langsung mengenai "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! "Â
    Di dalam sebuah konteks kehidupan manusia itu sendiri dilandaskan dalam sebuah karater diri dan sifat perilaku manusia,dalam  hakikat  sebuah tindakan pastilah akan banyak usaha yang harus dilakukan dan bukan hanya sebuah omong kosong belaka, di mana dalam sebuah religotas kehidupan manusia di tuntut untuk selalu berimpelmentasi dalam tindakan yang benar. Sering kali saudara-saudara kita mengangap sebuah kegiatan hanya unutk memenuhi objek formalitas semata, ibaratkan ketika kita diberi sebuah tantangan pastilah kita akan selalu merungut dalam sebuah bentuk pekerjaan atau tanggung jawab yang telah diberikan kepada kita sendiri. Nats ini membawa sebuah perubahan modrenitas terhadap diri kita ibaratkan, jika ditelisik jemaat Korintus tidak memiliki sebuah peneguhan di dalam pengaturan diri atau biasa sebut hidup dalam iman namun tidak mengetahui untuk apa ia bertangung jawab akan imannya terdapat banyak perbedaan yang terjadi diantara mereka sehinga lekang oleh perberdaan yang ada.
   Manusia itu memiliki karakter yang utama dimiki oleh setiap individu yaitu katakter "Kasih" dalam bahasa Yunani kasih disebut sebagai "Agape"yang berpusat pada perasaan diri manusia sendiri, ini bisa dihubungkan dengan perasaan suka cita, di mana banyak sekali di antar kita baik mahasiswa dan mahasiswi yang kurang memiliki kasih tersendiri di dalam dirinya, acap kali sebuah tantangan manjadi mahasiswa dan mahasiswi dituntut untuk sering berpikir dan mengerjakan tangung jawab sebagai pelajar, namun hal ini kian sering menimbulkan rasa lelah, bosan, cemas, khawatir dan emosi, tentu saya berpikir hal inilah yang demikian di alihkan mahasiwa dengan menyenangkan dirinya mencari maupun menghubungi orang yang terkasihnya, karena sebuah pekerjaan akan terasa ringan jika sudah merasa kasih sayang dari orang yang terkasihnya, tidak dapat kita indahkan Apostel Paulus sendiri mengajarkan tindakan nyata menghasilkan kasih di dalam hidup manusia itu sendiri ibarat kata dalam hal ini dapat kita ketehui kasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37). Namun apa hakikat yang menjadi landasan kita agar menghasilkan dan mengerjakan sesuatu di dalam kasih itu sendiri?
    Saya merangkun beberapa hal dengan argumen yang didasarkan pemahaman saya sendiri.
- Pertama, berdasarkan hal ini pasti banyak yang mengetahui sebuah perkerjaan dan tanggung jawab itu memiliki resiko, kedua hal ini sangat terkait satu sama lain ibaratkan berani mengambil sesuatu keputusan yang berat untuk menghasilkan sesuatu yang membuat seseorang semakin berkembang. Namun yang terbesar kenapa hal itu dapat dilampui? Itu semua karena kasih, kasih itu bukan berlandasan pada perbuatan, cinta, tindakan romantik namun hakikat kasih ialah sebuah keputusan yang harus berkomitmen kuat.
- Ke-dua, kasih itu berlambangkan pegorbanan bagaimana dalam konteks nats ini Apostel Paulus membiarkan sertamengorban anaknya dalam iman, untuk berpegang di dalam percobaan. Â Pada hakikat kasih ialah pergorbanan, tetapi kasih ialah juga menghasilkan sebuah pertolongan.
      Dengan demikian apakah kasih itu berhubungan dengan pergorbanan? Seorang Filosoper yang berasal dari Rabiah yang mengatakan demikian "Kasih sayang adalah sebuah pengambaran akan kerinduan dirasakan seseorang (Al adawiyah) bergerak dari pernyataan ini kasih dilambangkan mejadi kerinduan sendiri akan sesuatu yang didambakan seperti pernyataan saya "mengasilkan sesuatu di dalam kasih itu atas landasan kerinduan kita kepada Tuhan konsep sebuah kecintaan, yang akan berakhir pada sesuatu yang menghasilkan yaitu cinta kasih kepada Tuhan kita Yesus Kristus sang pengasih itu sendiri.
Penulis : Boni Fasius SihombingÂ
Editor   : Rambo Josep Tambunan Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H