Mohon tunggu...
Devi Yansah
Devi Yansah Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Jambi

Meninggalkan jejak dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Profesi Guru Dianggap Remeh

6 Juni 2023   23:20 Diperbarui: 6 Juni 2023   23:29 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesi Guru dianggap Remeh

Jika kita mendengar kata guru, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Dalam pengertian yang sederhana guru adalah seseorang yang memberikan atau mengajari ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Dalam pandangan masyarakat luar guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tempat tertentu seperti pada instansi atau perguruan tinggi yang ada di tempat tempat tertentu. Namun, ada juga sebagian orang yang menganggap berprofesi sebagai guru itu dianggap remeh dan kurang dihargai. Padahal tanpa kita sadari seorang guru itu memiliki jasa yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.

Menurut pribadi saya sendiri profesi seorang guru kurang dihargai dengan alasan karena pola berfikir orang yang beranggapan tersebut tidak bisa membedakan benar dan salah sesuatu logika, dan baik buruk suatu etika. Alasan selain itu profesi guru dianggap rendah karena upah yang diterima tidak seberapa jika dibandingkan dengan porfesi selain guru. Itulah sebabnya Sebagian orang menganggap profesi guru itu dipandang rendah.

Tahukan anda peran seorang guru? Dalam Undang-Undang Guru disebutkan bahawa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan anak usia dini jalur Pendidikan formal, Pendidikan dasar dan menengah. Dari uraian tersbeut sudah sangat jelas bahwa peran seorang guru itu sangat penting terutama dalam Pendidikan formal dari usia kanak-kanak hingga remaja. Sudah jelas, jadi jangan remehkan profesi seorang guru karena tanggung jawab yang dipikulnya berat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun