Gambar 1 : Foto siswa saat bermain peran dengan semangat dan riang di jam proyek
Dikutip dari halaman web milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), "Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi."
Kurikulum Merdeka tersebut berpusat kepada peserta didik. Dengan adanya kurikulum ini diharapkan peserta didik tidak hanya optimal dalam mendalami materi, tetapi juga memiliki profil pelajar pancasila yang kuat yaitu 1)Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; 2)Berkebhinekaan Global; 3) Bergotong Royong; 4) Mandiri; 5)Bernalar Kritis; dan 6) KreatifÂ
Sesuai dengan arahan Kemendikbud, SMAN 6 Surakarta sejak Juli 2022, telah melaksanakan kurikulum merdeka jalur Mandiri Berubah. Pada kurikulum merdeka ini ada 3 tema proyek penguatan profil pelajar pancasila yang harus dipilih dan dilakasanakan oleh kelas X, Fase E. Tema pertama yang dipilih adalah Kearifan Lokal. Pada tema ini peserta didik diharapkan bisa mengenal dan memahami lebih banyak budaya dan kearifan lokal. Selain itu peserta didik juga diharapkan menjadi lebih toleran dan terbuka terhadap kebudayaan lain. Tema pertama ini dilaksanakan selama tiga bulan.
Pada tahap awal, peserta didik diminta untuk mengenali diri sendiri melalui Lembar Kerja "Siapa Aku?". Pertanyaan mengenai identitas diri, suku, bahasa, hobi dll harus dijawab oleh peserta didik. Dalam pembelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat mengenali diri sendiri lebih dalam. Kemudian peserta didik diminta untuk memahami identitas kelompok. Mereka diminta untuk bermain peran. Setiap kelompok memiliki peran yang berbeda, seperti kelompok gamelan, kelompok musik rock, kelompok dangdut dll. Pada pembelajaran ini peserta didik belajar tentang Stereotipe atau pandangan dan penilaian terhadap suatu kelompok. Stereotipe tersebut telah terbentuk dan dipercayai masyarakat. Meskipun pada kenyataannya banyak hal yang tidak bisa dipahami dengan pandangan dari luar saja.
Lebih lanjut peserta didik mulai diajak untuk mengenal budaya kearifan lokal, terutama yang ada di Surakarta dan daerah sekitarnya. Peserta didik diminta untuk berkarya dalam bentuk poster budaya, pameran makanan tradisional, praktik permainan tradisional dan pada puncaknya gelar karya kesenian sesuai dengan tema kearifan lokal yang dipilih sejak awal.
 Gambar 2 : Foto peserta didik mempersiapkan pameran makanan tradisional
Lalu pada proses akhir, peserta didik melakukan latihan dan persiapan selama satu bulan untuk Gelar Karya Kearifan Lokal. Â Peserta didik setiap hari senin- jumat pada jam ke 9-10 melakukan latihan ditemani oleh bapak/ibu guru fasilitator proyek. Penampilan yang disuguhkan pun beragam mulai dari nyanyian lagu dolanan, ketoprak sampai dengan berbagai macam tarian dan lagu tradisional.