ada sebuah kisah dimana seorang anak remaja membanting tulang demi keluarga tercinta. Sang anak mempunyai banyak impian untuk membahagiakan kedua orangtuanya. Orang tua sang anak sudah lanjut usia. Ayahanda mengalami kelumpuhan total akibat kecelakaan kereta api, sedangkan ibunya adalah penjual gorengan keliling.
Sebut saja sang anak adalah Anton. Anton adalah seorang pelajar yang duduk dibangku SMP. Sepulang sekolah ia merelakan untuk menjual koran disekitar daerahnya. Kadang kala disekitar rel kereta api, kadang kala di bus-bus kota, kadang kala dipertigaan jalan, dan kadang kala dipinggiran jalan. Anton adalah sesosok bocah yang tak kenal lelah, tak kenal letih, tak kenal putus asa, demi cita-cita impiannya yang tertuliskan dalam seuntai kertas.
Dia menemukan inspirasi untuk menuliskan berbagai impiannya diatas kertas putih yang bersih dan ditempelkannya di dinding rumahnya. Bukan hanya impian-impian yang ia tulis, bocah ini juga menulis beberapa aktifitas, atau kegiatan kesehariannya untuk ia evaluasi pada hari itu juga. Misalnya hari ini anton sudah mengerjakan tugas sekolahnya, menjual koran sampai habis, jalan-jalan atau bermain bersama teman-temannya, dan  semua itu ia tulis di atas kertas putih tersebut. Hal ini seakan-akan kertas putih menjadi saksi bisu antara kegiatannya dihari itu juga, dan hari masa depannya.
Anton adalah anak yang penuh dengan kesemangatan, keoptimisan yang nyata meskipun ia serba kekurangan.Memang disisi ekonomi ia melemah akan tetapi disisi inteletualitasnya ia jago dan dibilaang anak yang pintar di sekolah. Ia mendapatkan beasiswa di sekolahnya karena mendapatkan peringkat pertama. Meskipun demikian anton tidaklah sombong, baginya semua itu adalah anugrah baginya yang dikirim oleh Allah untuknya, modal untuk menempuh estafet kesuksesan yang nyata dimasa yang akan datang.Â
Kita sebagai manusia tidak akan tahu menahu tentang nasib seseorang, rizky seseorang. Bahkan kebahagiaan, kesedihan atau kesengsaraan  seorang manusia tidak dapat prediksi sedemikian rupa, hal ini mengalir begitu saja, searah jarum jam yaitu perdetik, permenit, Serah roda yang berputar, searah umur yang bertambah searah air yang mengalir searah mata masih mengedipkan bulu nmatanya, itulah kehidupan di dunia.
Anton nyakin bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi seseoarng yang berguna dimata dunia. Ya memang di asekarang hanya seorang penjual koran yang mengasongkan barang dagangannya di jalan rel kereta api, di pinggiran jalan, dan di pasar. Akan tetapi 10 tahun atau 20 tahun lagi dia akan menjadi orang yang sukses atas kerja kerasnya yang dia dapat selama ini. Anton pernah berkata seberat-berat kita melangkah , Allah tidak akan memberikan sesuatu itu yang tidak sesuai dengan kemampuan kita, semuanya dianggapnya mampu karena ia diberikan lebih oleh Allah. Semuanya tergantung pada diri kita masing-msing.Â
Di dalam diri kita terdapat self suport yang dapat memotivasi kita menuju hal yang positif, perubahan datang dari diri kita bukan orang lain. Apakah kita bisa melangkah jikalah kita tidak bertindak?? Apakah kita bisa melangkah jikalah kita tidak mengedipkan mata dan membaca basmallah?? Apakah kita bisa melangkah jikalah kita tidak memantapkan niat dan tekad dari dalam hati dan diri kita?? Semua itu tidak akan terjadi dan menjadi kenyataan jikalah kita tidak menegakkan hal-hal tersebut. Hal yang sepele pun menjadi besar dampaknya apabila kita meremehkannya.
Itulah jerih payah anton selama ini, seiring berjalannya waktu, kini Anton sudah beranjak dewasa. Namun ayahandanya sudah berpulang kerahmatullah. Ya kasihan anak itu. Dia ingin memperlihatkan jerih payahnya, kesuksesannya selama ini kepada ayahanda, akan tetapi ayahanda telah tiada.
Anton pun berkata: oh ayah… aku anakmu ingin memperlihatkan kesuksesanku kedamu … tenanglah di surga ayah… aku cinta ayah karena Allah.. ibu juga cinta sama ayah. Aku akan mendoakanmu disetiap sujudku. Disetiap doaku kupanjadkan kalimat-kalimatullah untuk mu wahai ayahku.. jikalah engkau masih bernyawa, aku ingin mengajakmu jalan-jalan melihat indahnya ciptaan Allah, indahnya bumi dan seluruh isinya, indahnya kesuksesan itu. Kini cita-citaku udah menjadi kenyataan ayah..
Dia selalu berdoa-dan berdoa untuk ayahanda tercinta. bayangkan wahai teman-teman semuanya. Cita-cita seribu dolarnya tercapai semua.sampai-sampai ia bisa dan mampu pergi ke luar negri bersama ibunda. Ia sudah pergi ke Malaysia, cina, jepang, kairo, hingga ke tanah suci. Alhamdulillah, Subhanaallah… maha suci Allah Tuhan Pencipta Alam semesta. Itulah jerih payah yang dicapai selama ini.
Jangan takut gagal.wahai sahabatku, berjuanglah-dan berjuanglah karena keberhasilan menantimu disaat kamu semangat danmendekatkan diri kepada Allah. Jika kamu dekat, Allah pun dekat, jika kamu lengah Allah pun lengah, jika kamu menjauh Allah pun menjauh dan naudzubillah ituterjadi pada diri kita. terus berkarya, terus berusaha karena usaha bagian dari jerih payah kita selama ini. kita tidak tahu kita akan jadi apa besok, 1 tahun atau6 tahun dunia akan menanti anda. Anda berhasil orang yang menyayangi anda akan senang. Hidup bahagia selama-lamanya.