Bagi kalian yang sering atau pernah membaca sebuah karya sastra, seperti novel, cerpen, puisi bahkan prosa pasti kenal dengan yang namanya majas.
Majas merupakan salah satu unsur yang menarik dan memiliki peran penting dengan penulisan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra. Selain itu, majas merupakan salah satu bentuk gaya bahasa untuk menciptakan sebuah suasana dalam sebuah kalimat agar bisa menjadi lebih hidup.Â
Penggunaan majas umumnya bertujuan untuk menambah rasa dan kesan pada karya sastra yang ditampilkan. Selan itu, penggunaan majas juga dapat menambah keindahan dan ke-estetikan agar para penikmat atau pembaca karya sastra dapat merasakan emosi yang ada dalam setiap karyanya.
Majas juga memiliki banyak jenis, sebagai contohnya adalah majas metafora dan majas simile. Meskipun sering dibilang serupa, kedua majas tersebut ternyata memiliki keunikan tersendiri serta memiliki perbedaan yang mudah ditemukan.
- Pengertian Majas Metafora
Metafora berasal dari bahasa Yunani yang berarti memindahkan. Secara definisi, majas ini menyatakan perbandingan secara langsung dengan tujuan untuk menciptakan kesan mental yang hidup. Dalam artian sempit, majas metafora biasa diartikan sebagai majas perbandingan atau persamaan. Majas metafora memiliki karakteristik langsung untuk menuju objek yang dimaksud.
Dari cuplikan diatas terdapat pada novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori yang berkutip "Lelaki sebesar pohon di sebelah kiriku menggampar kepalaku dengan tanganya yang sebesar tampah". Kutipan ini terlihat dari pilihan kata yang menggunakan kata pohon untuk mengumpamakan tubuh lelaki berperawakan tinggi besar yang menggampar dan menyiksanya.Â
- Pengertian Majas Simile
Sama seperti majas metafora, majas simile juga termasuk majas perbandingan. Perbedaan majas simile terletak pada pada bentuk pernyataan objeknya dengan menggunakan kata seperti, bagaikan, laksana, bak, dan lain sebagainya. Simile memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih mudah dipahami.
Dari cuplikan diatas terdapat pada novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori yang berkutip "Tentang ibu yang pernah mengatakan karakter kami seperti langit dan bumi meski berasal dari Rahim yang sama". Pada ungkapan tersebut, pernyataan tokoh utama "Laut" yang mengatakan bahwa dirinya dan adiknya bagaikan langit dan bumi. Dalam artian ini memiliki perbedaan atau perbandingan yang begitu jauh namun berasal dari satu sumber kelahiran yang sama.Â