Berikut adalah contoh keadaaan agar lebih mudah dalam memahami konsep ini:
Real self : belum menikah di usia 28 tahun
-
Ideal self : memiliki cita-cita menikah di usia 25 tahun.
Ought self : kedua orang tua menginginkan saya menikah pada umur 26.
Ketidaksesuaian antara real self dengan ideal self dan real self dengan ought self dalam ilmu psikologi disebut sebagai self discrepancy theory yang dikemukakan oleh Higgnis pada tahun 1987, discrepancy sendiri dalam bahasa indonesia diartikan sebagai perubahan. Dampak dari ketidaksesuaian atau ketimpangan ini berupa pemikiran irrasional (belum terjadi) dan perasaan negatif yang timbul.
Namun, terdapat perbedaan jenis perasaan negatif pada ketimpangan antara real self dengan ideal self dan real self dengan ought self.
Ketimpangan pada real self dengan ideal self: perasaan negatif yang timbul berupa kesedihan, ketidak mampuan, keputusasaan, kekecewaan, ketidakpuasan dll. Perasaan ini bisa timbul karena kita merasa gagal dan tidak mampu dalam mencapai sesuatu yang telah kita idam-idamkan.
Ketimpangan real self dengan ought self : Perasaan negatif berupa pergolakan, kecemasan, ketakutan, ketidakterimaan, dll. Perasaan ini muncul karena tidak bisa atau tidak mampu dalam memenuhi harapan dan ekspektasi dari orang lain.
Ideal self dan ought self seringkali bersinggungan atau sama, karena terkadang kita mematok ideal sesuai dengan bagaimana seharusnya (ought). Misalnya dalam hal kemakmuran, apabila dilihat dari ideal self, maka kita berusaha untuk menjadi makmur atau sukses. Apabila dilihat dari ought self, maka kita akan berusaha untuk tidak menjadi tidak makmur.
Nah, yang paling penting dari teori yang sudah dijelaskan, bagaimana sih mengatasi berbagai perasaan negatif?