Mohon tunggu...
Devi Larassati
Devi Larassati Mohon Tunggu... -

ready....steady...gooooo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Pernah Menjadi Bagian Hari Hariku

13 Juli 2013   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:37 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13736981621230632845

Perasaan ini begitu dalam sehingga aku memililih untuk memendam.Cinta memang butuh proses, yaa aku melewati semua proses itu. menunggumu. Cukup lama cukup panjang, itulah proses dalam kisah pertamaku. Setelah beberapa selang waktu baru ku pahami, ternyata proses panjang itu tidak akn pernah terjadi. Aku berharap suatu saat nanti kita bersama, ada suatu hubungan yang special. Tapi apalah, itu hanya hayalan dan anganku saja.

Dari awal ketika kita berkenalan, aku hanya ingin melihatmu tersenyum bahagia. Entah apa ada rasa yang begitu kuat hingga membuatku berjuang untuk menjalin hubungan yang indah. Bersamamu, sosok yang begitu sempurna dimataku.

Aku memang yang berharap lebih sehingga kau menjauh. Semua telah berakhir, tanpa ucap.. Kamu lebih memilih wanita itu dibanding aku. Sosok yang sempurna dimatamu, sehingga kau meninggalkan ku. Aku terlalu buruk memang untuk mu,kamu terlalu sempurna untuk ku gapai. Dan aku memanglah si buruk rupa yang merindukan takdir indah dalam hidupnya.

Ingin sekali aku menangis ketika melihatmu bersamanya, tertawa lepas becanda dengannya dimataku. Yaaa, memang kita hanya berteman, tidak status yg special antara kau dan aku. Kau tdk pernah memikirkan ku, tapi tuan, aku tidak bisa membohongi diriku, ada rasa sesak sakit pilu dan terbakar di hatiku. Sungguh aku tidak ingin segala hal itu terjadi, hal manis saat kita bersama kalau pada akhirnya kau menghempasku, mengabaikan keberadaanku.

Aku menulis ini ketika aku tidak bisa menangis lagi, aku mengingatmu (lagi) sosok yang pernah hadir dalam kisahku yang tak sempurna. maafkan Aku yang tak tahu diri ini, aku selalu memaksa untuk membenci dirimu. Aku selalu ingin melupakanmu. Tapi aku gagal.aku tak bisa. Sampai detik ini. Rasaku masih ada untuk mu rasa yang ingin aku musnakan dari ingatan dan pikiranku sejak kau bersamanya.

Bisakah kau bayangkan rasanya jadi aku ? Bisakah kau bayangkan setiap hari dengan rasa terluka? Bisakah kamu rasakan btapa aku harus mengobati luka ku saat melihat kau bersamanya? Berpura pura tersenyum untuk menutupi segala rasa yang tergores.bisakah ?

Kamu tidak bisa. Tentu saja, karna kamu tak peka. Tak perasa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun