(11/03/20) Secara resmi, Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi dan darurat kesehatan masyarakat ke-6 oleh World Health Organization (WHO) (30/01/20). Wabah Covid-19 membawa dampak yang sangat signifikan di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal tersebut memaksa pemerintah untuk harus memberlakukan beberapa peraturan baru, seperti pemberlakuan sistem lockdown dibeberapa wilayah tertentu dan menerapkan adaptasi kebiasaan normal baru.
Meskipun demikian, masih banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang menganggap bahwa pandemi COVID-19 ini hanyalah sebuah konspirasi.Â
Konspirasi yang dimaksud adalah adanya peran kuat tokoh-tokoh besar dunia yang merencanakan suatu kejahatan yang berkaitan dengan pandemi ini, seperti adanya perubahan politik dan krisis ekonomi.Â
Hal ini menyebabkan banyak masyarakat tidak percaya dengan adanya COVID-19 ini. Lebih parahnya lagi, mereka menjadi abai terhadap protokol kesehatan yang diberlakukan.
Dengan hal tersebut, pihak yang berwenang berusaha mencari berbagai solusi untuk mengatasi atau minimal mengurangi penyebaran virus seperti penerapan adaptasi kebiasaan baru. Nyatanya berbagai upaya tersebut belum bisa maksimal. Untuk itu pemerintah memberlakukan program vaksinasi COVID-19 sebagai upaya meminimalisir penyebaran COVID-19.
Dengan hal itu, tentunya banyak sudut pandang dari berbagai kalangan masyarakat mengenai vaksinasi ini. Berdasarkan hasil analisis data dari twitter dengan algoritma Nave Bayes Classifier dengan nilai akurasi 93%,bahwa 60,3% masyarakat bersikap positif, 34,3 % netral serta 5,4 % tidak setuju.  masyarakat yang netral, masih ragu untuk mengikuti vaksinasi atau tidak, karena berfikir  "Apakah vaksinasi dapat mencegah tubuh terserang virus COVID-19?".
Sementara itu, masyarakat yang tidak setuju dengan program vaksinasi ini memiliki ketakutan akan efek samping yang akan terjadi setelah dilakukannya vaksin. Masyarakat yang tidak percaya dengan vaksin juga mengatakan bahwa mengikuti vaksinasi tidak akan ada gunanya, misalnya pada kasus orang yang sudah divaksin namun masih terkonfirmasi positif virus COVID-19.
Namun, tidak semua masyarakat meragukan efek dari vaksin tersebut. Banyak juga masyarakat yang sadar akan pentingnya vaksinasi dan percaya bahwa dengan vaksin dapat meminimalisir atau bahkan dapat mencegah penularan virus COVID-19 di Indonesia.
Berbagai macam keraguan yang dialami masyarakat terhadap vaksinasi menjadi hambatan tersendiri untuk dilakukannya vaksinasi COVID-19. Keraguan ini berasal dari presepsi masyarakat akan vaksin yang dianggap tidak efektif dan tidak aman. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi  untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19.
Selain itu, ketidaksediaan masyarakat untuk menerima vaksinasi juga disebabkan oleh informasi-informasi bohong yang tersebar dan diterima oleh masyarakat, biasanya informasi bohong atau hoax tentang vaksin COVID-19 disebarkan oleh kalangan anti-vaksin demi kepentingan diri sendiri ataupun kelompok. Penyebaran informasi yang salah ini dapat disebarkan melalui berbagai media informasi, seperti social media maupun tokoh-tokoh masyarakat yang kontra terhadap vaksinasi.