Mengenal Zygmunt
Zigmunt Bauman lahir pada tanggal 19 Novermber 1925 di Polandia. Bauman merupakan sosiolog Polandia yang memulai karirnya di Universitas Warsawa dan juga seorang penulis keturunan Yahudi. Namun, karena dia sempat dipecat, Bauman kembali memulai karirnya di Kanada, lalu Amerika Serikat, kemudian ke Australia sampai ke Inggris. Setelah itu, pada tahun 1971 Bauman pun menjadi profesor.
Liquid Modernity
Liquid Modernity atau modernitas cair merupakan istilah yang digunakan oleh Zygmunt untuk menggambarkan kondisi dunia saat ini, yang juga sangat berbeda dengan modernitas padat sebelumnya. Modernitas cair adalah sebuah aturan baru dan juga belum pernah terjadi dalam kehidupan individu, sehingga individu harus bisa menghadapi berbagai tantangan untuk menghadapi hal tersebut. Selain itu, modernitas cair juga adalah kondisi anggota masyarakatnya melakukan berbagai tindakan perubahan dengan lebih cepat untuk mengubah kebiasaan menjadi rutinitas.
Bagi Bauman, perubahan yang terjadi memberikan efek terhadap identitas suatu individu. Karena, dengan tidak adanya tempat yang stabil untuk manusia hidup, kehidupan yang cair ini akan menimbulkan ketidakjelasan yang sangat serius. Maka dari itu, ini merupakan sebuah kehidupan di mana manusia akhirnya dipaksa untuk bergerak secara konstan dari satu proyek ke proyek lain tanpa henti.
Struktur dan Anti Struktur
Menurut Bauman, terdapat dua bentuk masyarakat yang dikenal sebagai struktur dan anti-struktur. Struktur biasa dicirikan oleh heterogenitas, adanya ketidaksetaraan dalam masyarakat dan perbedaan status antar individu. Sedangkan, anti-struktur dicirikan dengan homogenitas dan terdapat kesetaraan dalam masyarakatnya, serta anonym yang maksudanya adalah tidak ada tujuan melainkan hanya ada tujuan pada dirinya sendiri.
Ambivalen
Kehidupan manusia bersifat ambivalen yaitu pertentangan dan tidak ada nilai pasti yang disa dipertaruhkan dalam kehidupan. Karya Bauman yang berjudul Life in Fragments memberitahukan bahwa perubahan moral yang dianut hanyalah sebuah topeng kebersamaan semata. Padahal, dalam realitasnya kehidupan manusia itu sangatlah beragam. Jadi, tidak mungkin bisa kalau hanya ditata dengan satu moral yang rasional dan universal.
Dalam sebuah peraturan yang sifatnya memaksa, moralitas harusnya dihilangkan dan dikembalikan atau diberikan saja kepada diri individu masing-masing untuk mempertanggung jawabkan sendiri tentang moralitasnya. Sebab, pada dasarnya manusia membutuhkan moral bukan karena being with order tetapi karena being for other.
The Stranger