Tahun 1902 Talcott lahir dari keluarga religius dan intelektualis di Colorado Spring. Talcot mendapat gelar Sarjana Muda di Universitas Amherst pada tahun 1924. Kemudian, dia juga mengajar di Heidelberg dan Harvard pada tahun 1927.
Parsons menerbitkan buku yang berjudul The Structure Of Social Action dan The Social System. Pada tahun 1960 kaum sayap kiri radikal memberikan serangan pada Parsons karena dia dianggap terlalu kolot dan teori yang dikembangkan olehnya terlalu sulit untuk dipahami. Setelah itu, pada tahun 1980 teorinya kembali ramai dan dominan, padahal Parsons meninggal pada tahun 1979. Ini membuktikan bahwa teori Parsons sebetulnya masih bisa dipahami dan juga digunakan untuk melihat realitas sosial yang ada dimasyarakat.
- Asumsi Dasar Fungsionalisme Struktural Menurut Parsons
Asumsi dasar teori ini adalah terintegrasinya masyarakat karena adanya kesepakatan bersama dari anggota masyarakat terhadap nilai-nilai yang berlaku dan masyarakat juga dianggap sebagap suatu sistem yang memang secara fungsional sudah terintegrasi. Oleh karena itu, Parsons mengatakan jika terjadi suatu masalah di lingkungan masyarakat, maka anggota masyarakat yang lain pun akan terkena akibat atau efek dari masalah tersebut. Contohnya seperti jika suatu kelompok dalam masyarakat melakukan tindakan pencurian secara terus-menerus, maka anggota masyarakat yang lain juga akan terkena dampaknya seperti mereka akan dijauhi karena orang lain merasa takut sebab mereka tinggal dengan orang yang melakukan pencurian tersebut.
Kalau kita membahas struktural fungsional, maka kita tidak bisa lepas dari yang namanya aktor dan juga sistem sosial. Dalam masyarakat, aktor merupakan perpaduan dari nilai dan orientasi yang diperolehya dan dianggap sebagai perannya dalam sistem sosial. Jadi, dapat disimpulkan aktor tidak bisa lepas dari proses sosialisasi yang ada di masyarakat, contohnya seperti keluarga, kelompok pengajian, sekolah, dan lainnya. Dari sosialisasi tersebut, aktor memiliki orientasi terhadap masyarakat dengan derajat yang berbeda-beda. Sedangkan, sistem sosial yaitu terdiri dari sejumlah aktor yang didalamnya terjadi interaksi antara yang satu dengan yang lain dan mempunyai motivasi untuk mencapai kepuasaan yang diartikan dalam simbol. Contoh dari simbol yang dimaksud yaitu seperti adanya nilai, norma, atau aturan yang berlaku dimasyarakat, serta tradisi yang masih dilakukan dan disebarluaskan secara turun-temurun pada generasi berikutnya.
- Eksistensi Aktor Dalam Sistem Sosial Masyarakat
Kunci agar dapat menjaga integrasi nilai yang ada dalam sistem sosial adalah dengan melakukan proses internalisasi dan juga sosialisasi. Parsons mengatakan kalau dalam konteks internalisasi aktor adalah penerima pasif yang kemudian dikritik oleh Francois karena menurutnya aktor itu sangat aktif sebab di lingkungan sosial masyarakat aktor tidak hanya menerima dari aktor lain, tetapi juga mereproduksi. Seperti contohnya, masyarakat sering kali berkumpul dan melakukan berbagai tindakan yang nantinya dapat melahirkan aturan atau kebiasaan baru di lingkungannya. Maka dari itu, kalau dari konteks sosialisasi biasanya aktor akan mendapatkan pemanahan atau penanaman nilai-nilai yang berkaitan dengan lingkungan dimana aktor tersebut tinggal.
- Tindakan Sosial Aktor di Lingkungan Masyarakat
Segala tindakan manusia sifatnya adalah sukarela karena mereka menerima segala kebijakan yang ada dalam masyarakat. Individu biasanya menggunakan alat untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan berbagai cara yang menurutnya bisa dilakukan dan juga mendapatkan pengaruh dari luar diri invidu tersebut. Karena suatu individu mempunyai kebebasan untuk memilih alat, tujuan, dan cara seperti apa untuk mencapai tujuannya, tindakannya tetap tidak bisa lepas dari kendali nilai dan norma yang ada sebab di dalam dirinya sudah tertanam nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.
Selain itu, masyarakat adalah kumpulan dari sistem sosial yang ada dan saling ketergantungan, yang didalamnya juga terdapat keseimbangan dan keteraturan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama. Oleh karena itu, dalam fungsionalisme struktural masyarakat diharapkan bisa berjalan dengan rukun atau seimbang. Karena, ketika sudah ada norma yang berlaku dan masyarakat mematuhinya maka hal tersebut bisa mencegah terjadinya konflik atau masyarakat menjadi tidak rentan akan konflik.
- Cara Untuk Mempertahankan Stabilitas Masyarakat
Parsons mengatakan untuk dapat mempertahankan stabilitas masyarakat agar tetap eksis yaitu dengan menggunakan Model AGIL, yang terdiri dari Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency.
Fungsi Adaptasi (Adaptation)Â : Fungsi adaptasi berfokus pada subsistem ekonomi. Subsistem ekonomi diharapkan bisa mengatasi segala sesuatu yang terjadi diluar diri individu. Selain itu, untuk membentuk subsistem tersebut juga diperlukan adanya sumber daya dalam masyarakat yang bisa didistribusikan. Dengan demikian, fungsi tersebut bisa berguna ketika di dalam masyarakat terjadi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi, masyarakat tetap bisa menjalankan kehidupan dengan baik tanpa perlu merasa terganggu.
Fungsi Pencapaian Tujuan (Goal Attainment) :Â Sebuah sistem sosial harus mampu untuk mendefinisikan atau menjelaskan dan mencapai tujuan utama yang menjadi fokusnya. Subsistem dari fungsi pencapaian tujuan adalah subsistem politik. Fungsi pencapaian tujuan biasanya sering kali dilakukan oleh pemerintah, seperti misalnya terjadi kenaikan harga bahan pangan, pemerintah pun akhirnya mengeluarkan kebijakan lain untuk meredam protes masyarakat agar tujuan utamanya tetap bisa terlaksana tanpa membuat masyarakat merasa terganggu.
Fungai Integrasi (Integration)Â : Suatu sistem harus bisa mengatur hubungan yang ada antara subsistem yang satu dengan yang lainnya, karena subsistem mempunyai ketergantungan. Dalam fungsi integrasi yang digunakan adalah subsistem sosial dan hukum. Adanya fungsi integrasi adalah untuk menyelaraskan dan mempertahankan perpaduan dari banyaknya perbedaan pendapat yang ada untuk menghindari konflik dan mendorong terbentuknya solidaritas sosial di masyarakat.
Fungi mempertahankan pola dan struktur masyarakat (Latency)Â : Sebuah sistem harus bisa memelihara motivasi individual maupun pola-pola kulturan yang berguna untuk menciptakan motivasi. Fungsi tersebut dilaksakan oleh subsistem budaya, yaitu yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H