Mohon tunggu...
Devita Pratiwi
Devita Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Keluarga Dhuafa sebagai Pelaksanaan Teologi Al-Maun

28 Desember 2022   10:10 Diperbarui: 28 Desember 2022   10:23 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberdayaan Keluarga Ibu Tihanah (Dok. pribadi)

Kontrakan sekarang (Dok. pribadi)
Kontrakan sekarang (Dok. pribadi)
Kontrakan dahulu (Dok. pribadi)
Kontrakan dahulu (Dok. pribadi)

Sebagai seorang Muslim harus berusaha untuk membantu Muslim lainnya. Bantuan bisa berupa ilmu, kekayaan, petunjuk, nasihat, nasihat baik, tenaga, dan lain sebagainya. Seorang Muslim harus berusaha menghilangkan kesulitan atau penderitaan sesama Muslim lainnya. Jika seorang muslim ikhlas membantu muslim lainnya, maka Allah akan memberikan balasan yang terbaik, yaitu pembebasan dari kesulitan yang paling besar dan paling sulit, terutama di hari kiamat. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh lelah untuk membantu sesama muslim.

Kemiskinan yang terjadi di Indonesia juga semakin meningkat. Kemiskinan tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti minimumnya pendapatan yang di dapat, pengangguran, dan lain -- lain. Dibalik faktor tersebut ada solusi yang ditawarkan pemerintah kepada masyarakat ini. Adanya bantuan dana dari pemerintah sampai terbukanya lowongan pekerjaan di pemerintahan.

Selain pemerintah, kita sebagai umat muslim juga harus membenatu sesama muslim lainnya. Seperti yang tercantum dalam Al -- Qur'an Surah Al -- Maidah : 2 yang menegaskan tentang tolong menolong. "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.". Maka dari itu wajib untuk kita sebagai muslim yang beriman dan memiliki akal untuk membantu saudara muslim lainnya yang kesulitan.

Dengan meggunakan teologi Al -- Maun sebagai landasan berbagi. Teologi Al-Maun adalah dasar pembentukan dan pengembangannya. Muhammadiyah (Burhani, 2016). representasi teologi Ahmad Dahlan berdasarkan Alquran, Surat al-Maun terdiri dari tujuh ayat yang diterjemahkan dalam semangat karya, yaitu kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial Jasa (Sumarno, 2017). Al-Maun menyadarkan umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah bahwa ibadah ritual kepada Allah tidak ada artinya kecuali tercermin dalam beberapa bentuk kesadaran manusia seperti membantu fakir miskin dan anak yatim.

Beberapa kajian sebelumnya menjelaskan bahwa Sura al-Ma'un mengandung nilai-nilai sosial yang sejalan dengan pemberdayaan kaum dhuafa dan prinsip saling berbagi (Kusuma, 2018). Kemudian al-Ma'un juga disebut sebagai praktik sosial yang menjadi wacana gerakan teologis transformatif yang menitikberatkan pada pandangan keagamaan berbasis tauhid dan mengedepankan praktik pembebasan dan pemberdayaan manusia (Gunawan, 2018).

Kaum dhuafa Dalam Al-Quran, kata dhuafa juga berasal dari dh'afa atau dhi'afan. Makna kata lemah ini menyangkut lemah dalam aspek kesejahteraan atau finansial. Kata ini seperti yang terdapat dalam ayat berikut, "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah (dhi'afan), yung mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka."(QS An-Nisa': 9). Dalam konteks lemah bagi kaum dhuafa ini bukan berarti mereka enggan berusaha atau pun malas. Tapi sebaliknya, lemah ini diakibatkan dari kesulitan yang dihadapinya hingga membuat mereka tidak punya pilihan lain selain bergantung pada bantuan orang lain.

Pemberdayaan kaum dhuafa dilakukan untuk membantu, menyejahterakan keluarga tersebut. Agar mereka bisa lebih berkembang dalam ekonomi, ilmu agama, dan ilmu sosial. Keluarga yang kami pilih yaitu keluarga ibu Tihanah. Beliau memiliki satu anak perempuan dan suaminya sudha meninggal dunia. Maka kami memutuskan untuk memilih Keluarga Ibu Tihanah (43 tahun) sebagai target Program Pemberdayaan Keluarga Dhuafa. Hal ini dikarnakan ada nya beberapa faktor atau alasan yang telah kami lihat melalui wawancara. Terdapat beban sebagai tulang pungung keluarga yang hanya mempunyi pengasilan 70 ribu per hari dan mempunyi beberapa hutang serta tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan nya sehari - hari.

Dengan itu kami melaksanakan Fundraising untuk keluarga Ibu Tihanah dengan membuat Flyer dan membagikannya ke sosial media. Kami juga menghubungi beberapa kerabat kami untuk turut serta membantu keluarga Ibu Tihanah.

Dana yang di dapat kami salurkan ke keluarga ibu Tihanah dengan berupa modal usaha Nasi uduk. Sebelumnya beliau juga pernah membuka usaha nasi uduk, namun tidak dilanjutkan karena kurangnya modal. Pekerjaan yang sekarang hanya cuci gosok di lingkungan tetangganya. Maka itulah, kami memilih beliau untuk kami bantu berdayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun