Mohon tunggu...
devita min sarai
devita min sarai Mohon Tunggu... Lainnya - not really a writer

such a life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Last Rose

6 Juni 2020   18:06 Diperbarui: 6 Juni 2020   18:10 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat udah 2 minggu aku dirawat rumah sakit ini. Mungkin suster disini pun sudah bosan melihat ku terbaring disni. Kakak ku yang bernama Tomi sangat setia menunggu ku disini, dia pun rela meninggalkan 3 hari kelas dikampus nya demi menemani ku disni. Pada sampai akhirnya dia ketinggalan banyak mata kuliah dan harus mencari tau sendiri.

Hari ini Rio, kekasih ku akan menjenguk ku. Aku sangat senang karena kedatangannya. Sudah 2 hari ini ia tidak datang menjenguk ku ditempat ini. Rio adalah salah satu mahasiswa kampus di daerah Jakarta. Aku memang hanya berbeda 1 tahun dengan Rio. Aku baru kelas 12 dan dia sudah masuk kuliah semester 1. Kami mempunyai hubungan sudah sejak kelas 11 SMA dan sampai sekarang. Dulu hubungan kami sempat renggang karena adanya kesalah pahaman. Tetapi karena pemikiran Rio yang sangat dewasa akhirnya kami pun tidak jadi mengakhiri hubungan ini.

Oh ya, aku dirawat disini karena di diagnosa oleh dokter terkena penyakit Hepatitis A. Yang dimana saat mama ku hampir terkena serangan jantung. Mama ku mengira kalau aku terkena Hepatitis C, ternyata setelah di cek secara dalam dan keseluruhan lagi aku terkena Hepatitis A yang bisa dibilang tidak terlalu mengerikan dengan Hepatitis C dan D, karena hepatitis C dan D dapat membawa kematian. Mama ku ini bisa dibilang trauma Hepatitis. Karena penyakit Hepatitis C papa ku sudah dipanggil Tuhan. Saat papaku sudah tak ada lagi, hampir semua usahanya bangkrut dan rumah kami pun hampir tersita. Untung saja ada orang tua Rio yang menyelamatkan perusahaan papa ku. Keluarga Rio ini memang sangat baik dengan keluarga ku. Aku pun sampai tidak tau apa yang harus aku perbuat untuk berterimakasih pada keluarganya. Keluarga Rio memang seperti superhero didalam keluarga ku hahaha.

  "selamat pagi. Boleh saya cek tensi dulu ya?" ucap suster yang masuk ke ruangan ku dengan alat tensi nya.

  "oh sihlakan sus. Oh iya, saya kapan boleh pulangnya ya? Saya udah bosen nih disni"

  "tunggu dokter ya, saya mah gabisa main suruh pasien buat pulang mbak" sambil mengecek tensi darah ku

  "oh gitu. yaudah deh, makasih ya sus" aku pun memberikan senyuman pada suster

Suster pun sebaliknya.

   ***

Setengah jam lagi jam besuk akan habis. Tetapi Rio pun belum datang datang untuk menjenguk ku. Tapi aku tetap tidak boleh negative thinking. Mungkin dia sedang dalam perjalanan dan macet. Atau mungkin dia sedang menyiapkan surprise untuk ku? Haha, aku pun tidak tau.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Aku mencoba diam dan mendengarkan suara kaki itu masuk kedalam ruangan ku. Dan tak disangka sangka, itu Rio. Akhirnya Rio datang. Betapa rindunya aku dengan Rio aku merasa seperti 1 tahun tidak bertemunya.

Rio datang dengan membawa kan aku mawar merah untuk mengganti bunga yang sudah layu yang berada di vas meja. Setiap kali Rio kesini, Rio pasti selalu membawakan ku bungan mawar merah ini. Dan dia bilang "anggap aja mawar ini aku. Tapi mawar yang tidak berduri hahaha" begitulah katanya.

  "kamu udah sehat? Apa udah boleh pulang? Kalo kamu udah boleh pulang aku ajak kamu ke bakso Pak Maman nih. Udah lama kan kita ga kesana?" tanya Rio sambil memegang tangan ku yang tidak tertusuk jarum suntik

  "aku tu udah ngidam ini dari minggu lalu. Tapi aku masih ditahan di penjara ini dan gatau kapan boleh pulan sama dokternya"

  "udah, sabar aja yaaa cantik. Aku janji kalo kamu udah keluar dari penjara ini, pasti kamu bakalan aku ajak ke bakso Pak Maman sekalian kita minum es kelapa yang ada disebelahnya."

  "emang kamu yang selalu bikin aku seneng hehehe"

  "iyalah gue gitu haha. Oh iya, kata dokter gimana perkembangan kesehatan kamu? Makin baik kan?"

  "kata dokter, waktu 2 hari yang lalu aku sempet mau kritis, untung si dokter cepet nanganin aku. Pengin cepet cepet keluar nih pokoknya"

 "hah seriusan kamu? Kenapa kamu nggak ngabarin aku sih? Atau perlu aku yang gantiin kamu disini?" Rio bertanya dengan kagetnya. Ia merasa seperti pria yang tidak berguna saat kekasihnya sedang sakit.

  "kamu kalo ngomong dijaga ya. Ga ada orang yang boleh gantiin posisi aku. Udahlah, paling bentar lagi aku sembuh percaya deh"

Entah kenapa hati ku rasanya sakit saat Rio mengucapkan "atau perlu aku yang gantiin kamu disini?" dan persaan ku selalu tidak enak saat mengingat perkataan Rio yang itu. Tapi aku selalu menjauhkan pemikiran pemikiran yang negative itu.

  ***

Sudah hampir 3 minggu aku dirawat disini. Terakhir Rio menjenguk ku kemarin. Mungkin sekarang aku memaklumi nya jika ia tidak datang. aku pun tau kesibukan Rio sebenarnya sangat banyak, mulai dari kuliah, kerja dan mungkin membantu perusahaan restaurant orang tua nya.

Dimeja sudah terganti bunga mawar yang baru. Warna nya pun masih merah terang, dan tangkainya pun masih segar.

  "Renata... tadi mama abis ketemu sama dokter. Kemungkina kamu 3 hari lagi disisni terus pulang" mamaku sangat semangat memberi tau info ini terhadap ku. Aku pun juga sangat girang mendengarkan info ini. Maklum saja hampir 3 minggu aku disini. Belum lagi dengan biayanya yang sudah sangat mahal.

Mama ku ini adalah orang yang sangat hebat bagi ku. Kenapa tidak hebat? Mama sudah ditinggal papa saat aku SMP kelas 7. Mama dengan setianya merawat kakak dan aku. Mama juga sangat tegar saat melihat ku hampir terancam dikeluarkan dari sekolah karena tidak membayar uang bulanan. Kalau mengingat masa masa suka seperti itu rasanya aku hampir menangis. Untung saja saat ini kakak ku Tomi sudah bekerja dan kebetulan kuliahnya mendapatkan beasiswa dan aku mendapatkan sekolah negeri. Jadi mama mengeluarkan biaya tidak terlalu berat mengeluarkan biaya.

Besok adalah kepulangan ku ke rumah. Tadi dokter menyampaikan kalau aku sudah lebih sehat daripada yang kemarin dan kemarinnya lagi. Wajah ku sangat berseri seri karena rasanya besok seperti hari dimana aku terbebas dari penjara yang telah mengurungku selama 3 minggu. Tiba-tiba aku mengingat Rio. Ya, Rio. Apakah dia sudah tau kalau aku besok akan pulang kerumah? Mungkin mama mama sudah memberi tau kepulangan ku besok, dan aku yakin pasti Rio akan menjemput ku. Aku yakin!

  ***

Saat aku dan mama sedang beres beres ingin pulang, tiba tiba Melly dan Rangga datang menjenguk ku. Aku heran kenapa dia baru ingin menjenguk ku sekarang? Apa mereka tidak tau kalau aku hari ini akan pulang?

  "yah, Ta. Kita jenguknya telat yah? Oh iya, kebetulan lo mau pulang, kita bawa mawar baru nih, yang itukan udah layu nah kita bawa mawar baru buat ganti itu, dan lo bawa pulang ya" kata Rangga dengan muka flat

  "iya ini gue mau pulang. Kok jadi kalian yang bawa mawar nya sih? Rio mana? Rio gabisa dateng ya? Apa dia ada halangan kesini? Makanya, kalian yang disuruh kesini buat bawain mawar itu?" tanya ku dengan cepat

  "mungkin gitu, Ta" tiba tiba Melly mengeluarkan air mata

  "ih ini lagi. Lo kenapa nangis Mell? Emang muka gue pucet lagi? Apa gue yang kesereman? Ampe lo nangis? Gue bingung sumpah" tanya aku kembali. Asli! Aku sangat bingung ada apa dengan mereka berdua

  "jadi gini, Ta. Rio itu tuh udah ga ada. Makanya kita bawain mawar ini buat lo, biar mawar ini selalu update di elo" nada bicara Rangga pun melemas

  "gue ga ngerti makasud lo Rangg. Ini mawar dari Rio tapi belom layu layu amat kok" jawab ku sambil memegang Vas kaca yang berisi Mawar

  "sorry banget Ta kita baru kesini sekarang dan baru ngasih tau ini sekarang. Rio kemarin meninggal pas mau otw ke sini. Mobil dia belom di service dan rem mobil dia blong dan dia meninggal di tempat. Dan kita gamau bikin lo ngerasa kehilangan Rio makanya kita bawain mawar ini buat gantiin mawar yang baru" jawab rangga

Aku pun hanya bisa tediam dan tidak sengaja menjatuhkan Vas bunga itu. Akhirnya aku baru menyadari apa maksud dari kata-kata Rio yang waktu itu "atau perlu aku gantiin posisi kamu disini?" mungkin ini memang kehendak Tuhan, saat aku sudah sembuh dan saat itu juga nyawa orang yang ku sayang selama 1 tahun lebih ini diambil. Aku pun memangis dan tidak tau harus berbuat apa.

Tetapi dari sini aku belajar, bahwa tidak selamanya orang yang kita cintai selalu ada secara fisik menemani kita. Dan aku percaya, pasti Rio akan selalu membawa kan aku mawar, dan aku pun yakin masih bisa merasakan kasih sayang dan kedewasaan Rio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun