Mohon tunggu...
devita min sarai
devita min sarai Mohon Tunggu... Lainnya - not really a writer

such a life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Last Rose

6 Juni 2020   18:06 Diperbarui: 6 Juni 2020   18:10 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rio datang dengan membawa kan aku mawar merah untuk mengganti bunga yang sudah layu yang berada di vas meja. Setiap kali Rio kesini, Rio pasti selalu membawakan ku bungan mawar merah ini. Dan dia bilang "anggap aja mawar ini aku. Tapi mawar yang tidak berduri hahaha" begitulah katanya.

  "kamu udah sehat? Apa udah boleh pulang? Kalo kamu udah boleh pulang aku ajak kamu ke bakso Pak Maman nih. Udah lama kan kita ga kesana?" tanya Rio sambil memegang tangan ku yang tidak tertusuk jarum suntik

  "aku tu udah ngidam ini dari minggu lalu. Tapi aku masih ditahan di penjara ini dan gatau kapan boleh pulan sama dokternya"

  "udah, sabar aja yaaa cantik. Aku janji kalo kamu udah keluar dari penjara ini, pasti kamu bakalan aku ajak ke bakso Pak Maman sekalian kita minum es kelapa yang ada disebelahnya."

  "emang kamu yang selalu bikin aku seneng hehehe"

  "iyalah gue gitu haha. Oh iya, kata dokter gimana perkembangan kesehatan kamu? Makin baik kan?"

  "kata dokter, waktu 2 hari yang lalu aku sempet mau kritis, untung si dokter cepet nanganin aku. Pengin cepet cepet keluar nih pokoknya"

 "hah seriusan kamu? Kenapa kamu nggak ngabarin aku sih? Atau perlu aku yang gantiin kamu disini?" Rio bertanya dengan kagetnya. Ia merasa seperti pria yang tidak berguna saat kekasihnya sedang sakit.

  "kamu kalo ngomong dijaga ya. Ga ada orang yang boleh gantiin posisi aku. Udahlah, paling bentar lagi aku sembuh percaya deh"

Entah kenapa hati ku rasanya sakit saat Rio mengucapkan "atau perlu aku yang gantiin kamu disini?" dan persaan ku selalu tidak enak saat mengingat perkataan Rio yang itu. Tapi aku selalu menjauhkan pemikiran pemikiran yang negative itu.

  ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun