Mohon tunggu...
DEVITA KHOIRUNISA
DEVITA KHOIRUNISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa akuntansi di UMY

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Kartini"

19 Januari 2024   11:17 Diperbarui: 19 Januari 2024   11:20 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Identitas Film

  • Judul: Kartini
  • Sutradara: Hanung Bramantyo
  • Produksi: Rapi Films
  • Durasi: 122 menit
  • Negara: Indonesia
  • Bahasa: Indonesia, Jawa, Belanda
  • Tanggal rilis: 19 April 2017
  • Anggaran: Rp12 miliar

Review Film

Film biografi "Kartini" merupakah kisah nyata yang mengisahkan tentang perjuangan RA Kartini (diperankan oleh Dian Sastrowardoyo). Film "Kartini" mengisahkan perjalanan perjuangan pahlawan perempuan Indonesia dalam mengusung emansipasi wanita dan kesetaraan hak di era kolonial Belanda di Jepara karena pada tahun 1900, perempuan tidak boleh mengenyam pendidikan yang tinggi, bahkan pada golongan ningrat.

Film ini menampilkan sisi lain dari kehidupan Kartini sebagai seorang anak yang menyaksikan ibunya, Ngasirah (Christine Hakim), yang terbuang di rumahnya sendiri karena tidak memiliki darah ningrat. Kemudian, semasa hidupnya Kartini berjuang untuk kesetaraan wanita dan hak untuk pendidikan yang semestinya. Kartini mampu melawan tradisi patriaki masyarakat Indonesia. Digambarkan dalam film ini, bahwa sosok Kartini adalah wanita yang mempunya karakter "Pemberontak" dan berhobi memanjat serta nekat keluar rumah untuk menuju ke pantai.

Film ini dapat menggambarkan dengan jelas tersiksanya jiwa kartini yang harus mengikuti tradisi kuno jawa yang mengharuskan perempuan dipingit setelah datang bulan pertama. Kartini sering bercerita kepada dua adik perempuan dan kakak laki-laki nya. Yang kemudian mendorong kakak laki-lakinya, Sosrokartono (Reza Rahardian) untuk memberikan kunci lemari yang berisikan buku-buku. Yang dapat menjadikan Kartini membangun sekolah bagi kaum miskin dan menciptakan lapangan kerja demi menyetarakan hak wanita. Perjuangan itu dibantu oleh saudari Kartini Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita).

Kekurangan

Adaptasi kisah Kartini mungkin terasa familiar bagi banyak penonton, sehingga memberikan kesan kurang inovatif dalam mengangkat cerita. Selain itu, bagian narasi yang melibatkan percintaan dan kehidupan pribadi terkadang terasa mengalihkan dari fokus utama mengenai pembahasan emansipasi wanita.

Kelebihan

Film Kartini mengeksplorasi aspek-aspek yang jarang terungkap dari kehidupan pahlawan emansipasi wanita ini, seperti masalah keluarga dan perjuangan di balik upayanya. Penampilan Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini sangat memukau, dan didukung oleh para pemeran pendukung yang juga berakting dengan sangat baik. Sinematografi film ini berhasil menggambarkan suasana kehidupan warga Jepara pada tahun 1900. Sutradara Hanung Bramantyo telah melakukan riset mendalam dalam menggarap film ini, memberikan nuansa otentik dan mendidik bagi penonton.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, "Kartini" adalah film biografi yang mengangkat kisah perjuangan R.A Kartini dengan jeli dan detail. Walaupun terdapat beberapa kekurangan, film ini tetap memberikan pengalaman menarik dan wawasan mengenai sejarah dan perjuangan emansipasi wanita di Indonesia. Untuk penonton yang tertarik dengan kisah pahlawan Indonesia dan ingin memperdalam pemahaman tentang perjuangan Kartini, film ini sangat direkomendasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun