Menurut cerita rakyat, Selat Bali terbentuk karena perbuatan Manik Angkeran yang suka berjudi dan gila harta. Sementara itu, menurut data Geologi, Selat Bali terbentuk sekitar 23 juta tahun yang lalu. Para ahli berpendapat bahwa terbentuknya Selat Bali diakibatkan oleh aktivitas gunung api di timur Pulau Jawa.
Dikisahkan pada saat itu Pulau Jawa dan Bali masih menyatu. Di suatu kerajaan yang bernama Kerajaan Daha hiduplah seorang brahmana sakti bernama Sidhimantra.
Dia menikah dengan perempuan cantik dan dikaruniai anak tunggal laki-laki bernama Manik Angker. Dia tumbuh sebagai pemuda gagah dan tampan. Sayangnya dia memiliki sifat buruk suka berjudi.
Bila kalah berjudi dia mencuri uang dan perhiasan ayahnya. Hal itu terus dilakukan sampai suatu saat ayahnya menyadari harta bendanya habis.
Sidhimantra pun memanggil Manik Angker. Anak semata wayangnya itu mengaku telah mencuri uang dan perhiasan ayahnya.
Dia mendapat petunjuk untuk mendatangi Naga Besukih di Gunung Agung yang menyimpan banyak harta.
Sidhimantra kemudian berjalan menuju Gunung Agung. Dia membunyikan lonceng untuk memanggil Naga Besukih.
"Hai Naga Besukih, kedatanganku untuk memohon sedikit hartamu untuk membayar utang judi anakku,'' ujar Sidhimarta.
Naga Besukih pun meloloskan permintaan itu. Namun dia berpesan kepada Sidhimarta untuk menggunakan uang emas yang diberikan dengan bijak.
Sidhimarta kemudian pulang dengan uang emas yang diberikan Naga Besukih. Dia berpesan kepada Manik Angker untuk menggunakan uang emas itu membayar utang dan bukan untuk bermain judi lagi.
Namun Manik Angker berbohong dan kembali berjudi hingga uang emas dari ayahnya habis.
"Maafkan ayah tidak bisa membantumu lagi," tutur Sidhimarta kepada anaknya.
Manik Angker mengetahui kalau ayahnya mendapat uang dari seekor naga di Gunung Agung dengan membunyikan lonceng. Dia pun memutuskan untuk melakukan hal yang sama.
Manik Angker pergi ke Gunung Agung. Setibanya di kawah gunung, Manik Angker membunyikan lonceng dan dia terkejut dengan kemunculan Naga Besukih dari kawah.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Naga Besukih.
"Aku disuruh ayahku untuk meminta sebagian emasmu," kata Manik Angker.
Namun Naga Besukih tahu Manik Angker berbohong. Dia menggoyangkan badannya dan beberapa keping uang emas pun jatuh.
Namun Manik Angker muncul sifat keserakahannya. Dia melihat ekor Naga Besukih yang terdapat berlian di bagian ujungnya.
Manik Angker memotong ekor Naga Besukih yang terdapat berlian itu lalu membawanya lari.
Naga Besukih sontak marah dan keluarlah api dari mulutnya.
Dia melihat jejak kaki Manik Angker dan menjilatnya dengan lidah apinya dan tiba-tiba tubuh Manik Angker lenyap menjadi abu.
Sidhimantra pun mengetahui anaknya telah meninggal. Dia menemui Naga Besukih.
"Anakmu bisa hidup kembali asalkan kau bisa memulihkan ekorku," kata Naga Besukih.
Sidhimantra pun memulihkan ekor Naga Besukih seperti semula.
"Sekarang kembalikan anakku," kata Sidhimantra kepada Naga Besukih.
Naga Besukih pun mengembalikan Manik Angker kepada Sidhimantra.
Setelah hidup kembali, Manik Angker pun meminta maaf kepada ayahnya. Namun Sidhimantra mengatakan kepada anaknya mereka tidak bisa hidup bersama lagi.
Sidhimantra membuat garis di tanah dengan tongkatnya. Garis itu memisahkan dirinya dengan Manik Angker.
Garis tersebut mengeluarkan air yang terus bertambah dan membentuk lautan yang memisahkan daratan yang diinjak Sidhimarta dan Manik Angker.
Lautan itulah yang kini disebut Selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H