kita serupa aksara yang tersusun dalam sajak yang rumpang, mencoba menyelami tiap kata demi kata, makna demi makna.
Dengar, suara paling bisu serupa angin yang berhembus malam ini.
Aku menitipkan salam pada kesunyian, pada keheningan yang  karap membuatku takut dalam kesendirian.
Dalam bahasa ini, yang tak dimengerti siapapun selain diri sendiri. Ku lontarkan ragam tanya dan keluh kesah yang kini membajiri.
Jiwa yang kerap kehilangan kendali, memilih bersembunyi dalam ragam ilusi.
Aku menertawai kebodohan ini, meski terkesan gila, namun mampu membuatku bertahan diatas pelataran semesta.
30/03/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H