Mohon tunggu...
Devi Suryandari
Devi Suryandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memberi dan Menerima

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ambigu

21 November 2020   21:39 Diperbarui: 21 November 2020   21:41 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://alfathbagus.com/abstrak/

Dalam keramaian sepi lebih mendominasi bagiku

Hatiku ngilu,  lidahku kelu,  dan isi kepalaku mulai tak menentu

Dikesendirian banyak suara-suara berkeliaran

Aku menutup telinga namun suara-suara itu tak pula sirna

Suara-suara yang terus memperdebatkan apa dan bagaimana

Membuatku kehilangan kendali untuk diriku sendiri

Tak ada percakapan kali ini, bisu adalah jawaban

Apa yang terlontar dariku tak mudah untuk dimengerti

Tak ada kata yang tepat untuk menjabarkannya

Dan aku ragu pada telinga yang tersedia 

Mereka benar ada dengan kata penyemangat dan pelipur lara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun