Mohon tunggu...
Devi Sulistiyowati
Devi Sulistiyowati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa IAIN Metro

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku dan Perjalananku

14 Juni 2024   20:35 Diperbarui: 14 Juni 2024   21:58 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku adalah Devi,anak yang sedari SMA menempuh pendidikan jauh dari orang tua,bukan inginku untuk bersekolah jauh dari ibu dan ayah namun keinginan ibu dan ayah lah yang menginginkanku untuk bersekolah jauh. Mungkin karena pendidikan di tempat yang sekarang aku tempati adalah pendidikan terbaik menurut ayah ibu. Lebih dari ratusan hari aku menahan rindu lebih dari puluhan bulan aku mencoba meyakinkan diri bahwa aku bisa. Ketika lulus SMP, Ibu dan Ayah sudah sepakat bahwasanya aku akan di sekolahkan di kampung halaman ibu,saat itu beribu pertanyaan menghantui mulai dari bagaimana rasanya jauh dari orang tua? bagaimana dengan lingkungan baruku?bisa atau tidak aku? dan banyak pertanyaan yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.  Setelah melewati banyak kebimbangan dan kebingungan ini akhirnya waktu pun menyapaku,waktu yang selama ini aku hindari akhirnya datang juga, dia menjemputku untuk memulai hidup yang baru hidup yang jauh dari orang tua.

"Nak, Ayah Ibu sayang sama kamu,bukan niat jahat ayah ibu menyekolahkan mu di jauh sana, tapi ini semua demi masa depan kamu Ibu dan Ayah yakin kamu bisa,belajar yang baik yang tekun ya nak,doa Ayah Ibu tidak akan pernah putus untuk putri kesayangan Ayah Ibu" kalimat yang mengiringi langkah kaki untuk memasuki mobil itu sangat menusuk hati,sembari meratapi sembari menahan tangis.Tak banyak kalimat yang aku ucapkan saat itu hanya sebatas kalimat "Bu yah aku pamit,jaga kesehatan terus di sini" sedikit kalimat namun mengucapkannya butuh perjuangan agar air mata tidak menetes. Sebenarnya hal wajar untuk menangis namun aku tidak mau,sebisa mungkin aku harus kuat dan meyakinkan Ibu Ayah bahwa aku bisa.

Setibanya aku di kampung halaman ibu aku di sambut oleh Kakek Nenek,ya selama aku sekolah di kampung halaman Ibu aku tinggal bersama Kakek dan Nenekku. Awal lembaran baru di mulai,aku banyak belajar di sini,hal yang tidak aku temui di kampung halamanku aku temui di kampung halaman Ibu. Seiring berjalannya waktu tentunya semakin banyak cobaan yang harus aku lalui sendiri,berat rasanya apalagi jauh dengan orang tua,meskipun ada Kakek dan Nenek tentunya rasanya tetap beda tidak seperti dengan orang tua sendiri.Ada baik dan buruknya ada senang dan sedihnya,semua imbang. Hari-hari aku lalui dengan kadang tertawa kadang menangis, tapi aku bisa tetap bertahan.

Waktu pun berjalan dengan cepat,tepat pada tahun 2023 aku lulus SMA dan di terima di Institut Agama Islam Negeri yang ada di kampung halaman Ibu. Aku fikir setelah lulus SMA aku akan melanjutkan pendidikanku di tempat lain ternyata tidak, Ibu Ayah masih tetap sepakat untuk aku melanjutkan pendidikan jenjang kuliah di kampung halaman Ibu. Aku diterima di salah satu jurusan yang dari dulu menjadi keinginan Ayahku yaitu jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,sebenarnya jurusan itu tidak sesuai dengan keinginanku namun mau bagaimana lagi mengingat bahwasannya restu orang tua adalah ridho Allah SWT. Awalnya aku berontak aku tidak terima karena selalu di tentukan dan tidak diberi akses untuk memilih jalan hidup sendiri.Hingga pada suatu ketika aku menemukan  kalimat di sosial media yang menjadi motivasiku hingga saat ini,kalimatnya adalah "Tidak apa jika yang kamu jalani sekarang bukan apa yang kamu mau,siapa tau nanti itulah yang membuat kamu mengucap syukur berkali -kali".

Aku juga menemukan satu kalimat lagi yang membuat aku bisa ikhlas menerima semuanya,isi kalimatnya yaitu "Allah SWT kasih apa yang kamu butuhin bukan apa yang kamu mau".

Aku merasa dua kalimat tersebut memiliki hubungan satu sama lain,hingga akhirnya aku bisa menjalani hari-hariku dengan tenang dengan baik.

Aku sadar hidup bukan hanya tentang aku dan bukan hanya tentang apa yang aku mau.

Pada bulan September 2024 aku memulai kembali lembaran baru di tempat pendidikan yang baru pula yaitu kampus dengan jurusan yang tidak aku inginkan. Ternyata tidak seburuk itu,aku bahagia dengan jurusanku saat ini aku merasa pas antara jurusan dan kemampuan diriku dan aku tidak merasa salah jalan. Di kampus aku bertemu dengan teman-teman baru yang baik hati dan tentunya bertemu juga dengan ilmu yang baru, ilmu yang sangat bermanfaat.

Itu semua tidak luput dari doa dan restu Ibu dan Ayah.

Terimakasih Ayah Ibu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun