Globalisasi ekonomi menjadi keniscayaan dalam model perekonomian terbuka yang saat ini sedang berlangsung. Era keterbukaan menjadikan arus barang, jasa, dan berbagai sumber daya leluasa keluar masuk suatu negara. Kondisi tersebut membuka peluang sekaligus tantangan bagi negara manapun. Dunia seperti desa global (global village) yang melintasi berbagai batasan.Â
Contoh kerjasama regional yang diikuti Indonesia adalah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). MEA didirikan pada tahun 2015 dimana negara anggota ASEAN telah menyetujui Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025. Cetak Biru MEA 2025 akan terbangun di atas Cetak Biru MEA 2015 yang terdiri dari lima karakteristik yang saling terkait dan saling menguatkan, yaitu :( a))ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh; (b) ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis; (c) peningkatan konektivitas dan kerja sama (d) ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan berpusat pada masyarakat; dan (e) ASEAN yang global. MEA 2015 bertujuan meningkatkan kesejahteraan ASEAN yang memiliki karakteristik sebagai pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan berdaya saing, memiliki pembangunan yang setara, serta mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar ASEAN.Â
Pemerintah Indonesia juga menjadi anggota beberapa lembaga kerjasama multilateral diantaranya adalah Organisasi Konferensi Islam (OKI). G-15, WTO (world Trade Organization), Perserikatan Bangsa-Bangsa /PBB, G-20, dan sebagainya.Â
Sebagai bentuk hubungan yang saling menguntungkan, banyak manfaat adanya kerjasama ekonomi internasional, diantaranya adalah: Â Meningkatkan pendapatan nasional Kerjasama ekonomi internasional dapat meningkatkan pendapatan nasional yang berarti meningkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi. Pendapatan nasional dapat meningkat dari nilai positif faktor netto luar negara. Demikian juga investasi asing dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.
Memperluas lapangan kerja Arus tenaga kerja dalam kerjasama ekonomi internasional saat ini menjadi peluang bagi angkatan kerja dalam negeri bekerja di luar negeri. Demikian juga sebaliknya. Untuk dapat menangkap peluang kerja di luar negeri perlu ditingkatkan kualitas tenaga kerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja luar negeri.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H