Sudirman Said masih menaruh harapan besar pada kalangan muda, terutama mahasiswa. Ia menyadari sepenuhnya bahwa perjalanan suatu bangsa tidak mungkin dilepaskan dari keberadaan dan peran mahasiswa. Dalam sejarah Indonesia, mahasiswa memang menjadi aktor pembawa perubahan, sebab para pendiri bangsa adalah anak-anak muda terdidik, seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, Muhammad Natsir, Tan Malaka, dan lain-lain.
Bagi Sudirman Said, peran mahasiswa sebagai agent of change atau aktor pembawa perubahan tidak akan mungkin tergantikan. Artinya, peran mereka tidak akan memudar sepanjang sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, Sudirman Said menghimbau dan mengajak kepada para mahasiswa untuk meresapi peran mereka bagi kemajuan bangsa. Hal ini ia sampaikan ketika diundang sebagai pembicara dalam kuliah umum yang diadakan oleh Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta hari ini (Senin, 21 Agustus 2017).
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini mendorong supaya mahasiswa tidak hanya terpaku pada dunia akademik kampus, namun juga harus memahami problematika sosial-politik. Sudirman Said sedikit menyindir pergeseran karakter mahasiswa hari ini. Menurutnya, mahasiswa terlau disibukkan oleh gadget,tapi melupakan perkembangan sosial politik. Bagi Sudirman Said, kehidupan negara ini tidak bisa dilepaskan dari kehidupan politik.
Apa yang dipesankan Sudirman Said ini memang penting karena kalangan muda, bahkan di kalangan mahasiswa, sudah terjangkiti penyakit apatis terhadap politik. Sikap apatis ini dilatari oleh anggapan mereka bahwa politik kotor dan juga oleh kebiasaan baru yang didatangkan oleh berbagai kemudahan teknologi, seperti smartphone, gadget, dan lain sebagainya.
Sudirman Said sangat menyayangkan hal ini, sebab menurutnya di saat mahasiswa dapat mengakses berbagai jenis informasi berharga, para mahasiswa justru tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Ini berbanding terbalik dengan apa yang dialami oleh kaum muda di zaman dahulu. Di saat persebaran informasi masih rendah, keterbatasan teknologi, kebebasan yang terkekang oleh rezim, dan berbagai persoalan lainnya, para pemuda khususnya mahasiswa justru dapat menunjukkan peran mereka secara signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sudirman Said memang mengakui bahwa dunia politik seringkali menunjukkan citra buruk. Namun hal ini tidak lantas membenarkan kita untuk antipati dan menolak politik. Baginya, politik tidak mungkin dilepaskan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Artinya, antipati dan menolak politik bukanlah solusi. Yang menjadi solusi adalah mengizinkan dan mendorong orang-orang berani, jujur, baik, dan memiliki terobosan untuk menjadi pemimpin.
Peran inilah yang bisa dilakukan oleh mahasiswa, sebagai kekuatan sosial paling signifikan, yakni menjaga ruang publik-politik diisi oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas, integritas, dan professionalitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H