Mohon tunggu...
Kinda Lia
Kinda Lia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjuangan dan Semangat Anti Korupsi Sudirman Said

7 Agustus 2017   14:41 Diperbarui: 8 Agustus 2017   11:13 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, Soekarno pernah mengatakan:

"... apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun!"

Setidaknya, itulah yang menjadi gambaran dari Sudirman Said; kebaikan. Kebaikan menjadi inti dan kunci dalam hidup dan kehidupan.

Secara lebih sederhana, menurut Soekarno, untuk mendapatkan kemajuan perlu campur tangan  orang-orang baik. Orang baik yang bagaimana? Yang tidak malu dan berani menyampaikan kebaikan, dan inilah yang tak banyak ditemukan.

Dalam konteks ini, kita kerap kali disajikan pernyataan Sudirman Said selalu galak ketika berkaitan dengan korupsi. Korupsi adalah musuh bersama dan utama yang menggurita, dan sudah membudaya. Seperti air, ia masuk kemana saja, dengan jabatan apa saja, dan dengan jumlah berapa saja. Bagi Sudirman Said, "sikat dan galak" menjadi yang terbaiknya solusi. Sebab, tak aka nada kemajuan jika korupsi tetap bertahan! Tak akan ada!

Kalau kita tracking  Sudirman Said, sebenarnya keberanian yang dimilikinya tidak saja baru-baru ini. Dulu, dan sampai sekarang, melalui Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), ia begitu kencang memperjuangkan lahirnya sebuah sistem yang "mengekang" dan menutup celah-celah  yang bisa dimanfaatkan untuk memmunculkan perilaku koruptif. Bahkan perannya, melalui diskusi dan obrolan serius, dikatakan sebagai bagian dari cikal bakal terbentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Termasuk juga, dalam beberapa posisi yang dipegangnya, ia kerap melakukan terobosan dalam konteks pencegahan terhadap korupsi, seperti ketika ketika di BRR (Badan Rehabilitasi dan rekonstruksi) Aceh, misalnya, ia menerapkan single income  sehingga semua dana yang masuk mudah dikoordinasikan, termasuk juga dengan membentuk satuan anti korupsi (SAK).

Indonesia gaduh ketika ketika Sudirman Said menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kala itu. Sudirman Said berusaha membongkar kongkalikong  para pemburu rente untuk membagi-bagi saham divestasi PT Freeport dengan mencatut nama Presiden. Skandal yang kemudian dikenal dengan skalndal Papa Minta Saham  itupun menjadi booming  sebab sosok yang diungkap adalah pucuk pimpinan sebuah lembaga negara yang terhormat, dengan kekuatan politik yang "menggurita".

Ekspektasi keterungkapan masyarakat menjadi hilang ketika manuver politik lebih dominan. Sang pemimpin yang bermasalah itu mengundurkan diri lalu digantikan koleganya, ada pengajuan ke MK tentang penyadapan yang berhasil, dan pada beberapa saat setelahnya, melalui manuver politik (lagi), sang pemimpin bermasalah itu berhasil meng-kudeta dan menduduki pimpinan lembaga negara lagi, dan dibersihkan namanya. Luar biasa! Sementara beberapa saat kemudian, Sudirman Said di-reshuffle  dari kursinya sebagai menteri ESDM.

Ketika sang pemimpin bermasalah itu akhirnya menjadi tersangka, Sudirman Said memberikan pernyataan yang cadas, "kok, bisa, seorang tersangka menjadi pemimpin?"  Menggunakan rasionalisasi mungkin bisa, tapi secara moral, itu tak bisa ditoleransi.

Artinya, Sudirman Said adalah sosok yang berani menyampaikan kebaikan, terutama jika berkaitan dengan pemberantasan korupsi dan pembelaan terhadap kebenaran dan kebaikan. "Yang jadi tersangka saja tidak malu memimpin sidang, kenapa kita mesti malu untuk menyuarakan kebaikan dan kebenaran?"  begitulah kira-kira.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun