Mohon tunggu...
Devi Syafira
Devi Syafira Mohon Tunggu... -

Informatika Engineering

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pilihan Jalan yang Lain Jauh Lebih Indah

27 September 2014   09:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:19 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pahit memang rasanya tidak diterima di Perguruan Tinggi pilihan. Itu yang saya rasakan. Tapi takdir memang seperti itu. Jadi, mau tidak mau harus tetap dijalani dan pasti ada pilihan lain. Akhirnya, saya memutuskan untuk masuk di salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Surabaya sesuai dengan tempat tinggal saya. Sebagai seorang Mahasiswa Baru atau lebih terkenalnya MABA pasti melewati masa-masa pengenalan lingkungan kuliah atau biasa disebut dengan OSPEK. Dalam benak saya ospek itu sebagai momok karena ospek identik dengan ditindas kakak senior, dibully kakak senior dan sejenisnya itu.

Hari yang ditakutkan pun tiba. Jujur, pertama saya grogi saat ospek tapi ternyata ospek tidak separah dengan bayangan saya. Hari pertama ospek ternyata hanya ada seminar-seminar saja tapi seminar-seminar tersebut sangat bermanfaat dan menghibur. Hari kedua ospek ada ESQ dan pembekalan fakultas. Sebelum ESQ saya sempat berkenalan dengan satu MABA cewek prodi dengan saya. Namun, ternyata kita berbeda jam masuk. Dia masuk pagi sedangkan saya masuk sore. Setelah seminar ESQ, satu fakultas ternyata dibawa ke lapangan untuk pembagian kelompok dan selanjutnya diberi tugas. Dalam pembagian kelompok ternyata saya cewek sendiri dari 19 anak di kelompok saya. Begitulah efek masuk di fakultas teknik karena pasti mayoritas dipenuhi dengan kaum Adam.

Hari ketiga ospek ternyata hanya ada seminar-seminar lagi dalam pembekalan fakultas dan mempresentasikan tugas kelompok namun hanya beberapa kelompk saja. Seminar-seminarnya membuat saya dan teman-teman termotivasi dan sangat bermanfaat. Hari terkahir ospek ternyata ada demo UKM dan peluncuran mascot Universitas. Selain itu, ternyata Universitas mengundang band Jikustik dalam acara penutupan ospek. Di hari terakhir ternyata saya mendapat teman baru namanya Doni dan Nico. Doni berasal dari Jombang dan Nico keturunan orang Ambon. Mereka berdua ternyata sama-sama mengambil kuliah pagi. Ospek ternyata menyenangkan dan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari ospek tesebut dari kerjasama antar kelompok, memahami karakter orang, belajar dari pengalaman orang sukses dan masih banyak lagi.

Ospek ternyata tidak hanya sampai disitu, masih ada acara Campus Expo di hari selanjutnya. Saat acara Campus Expo anak MABA diwajibkan untuk meminta stempel dan tanda tangan dari lima UKM, satu Hima dan satu BEM Fakultas. Setelah selesai mendapatkan stempel dan tanda tangan tersebut, saya beserta kedua teman saya bergegas menuju ke perpustakaan. Sesampainya disana saya diberi daftar buku yang harus dicari untuk disumbangkan  di Perpustakaan Universitas. Setelah ke perpustakaan saya dan kedua teman saya bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing dan bersiap–siap untuk pergi mencari buku yang akan disumbangkan untuk Perpustakaan Universitas. Dan tentunya itu digunakan sebagai syarat pengambilan sertifikat ospek.

Pada hari awal masuk kuliah pertama saya tidak sabar dan sedikit grogi untuk memulai kegiatan perkuliahan. Saya datang lebih awal supaya tidak telat dan saat sampai disana ternyata kelas masih sepi, hanya ada dua orang cowok yang sudah dating dan masuk kelas. Setelah menunggu lebih dari 15 menit ternyata hanya anak-anak cowok yang masuk ke dalam kelas. Perkiraan saya mungkin ceweknya belum datang dan telat. Namun, setelah menunggu lebih dari 30 menit tidak ada cewek lain yang masuk. Hingga dosen pun datang, keadaan tetap saja tidak berubah. Alhasil, ternyata saya satu-satunya kaum Hawa di kelas saya. Rasa sedih pasti ada karena tidak ada  teman cewek dalam kelas. Dosen mulai menerangkan mata kuliah dan menyampaikan materi-materi. Tidak hanya memberikan materi namun beliau juga memberikan quiz. Siapa yang bias menjawab quiz tersebut akan diberi tambahan nilai. Ternyata dalam kelas saya banyak yang aktif menjawab quiz dari dosen tersebut. Jam kuliah telah selesai dan saya bergegas untuk pulang ke rumah. Saat tiba di rumah ternyata kedatangan saya sudah ditunggu oleh sang Ibu tercinta. Padahal ibu sudah mengantuk tetapi beliau tetap menuggu kedatangan saya untuk memastikan saya pulang dalam keadaan selamat. Perhatian dan kasih saying seorang ibu sangatlah besar. Sampai buat saya ingin menitikkan air mata.

Di hari kedua saya berangkat kuliah langsung dari tempat kerja. Dikarenakan pulang kerja dan masuk kuliah jamnya sangat mepet dan tidak sempat untuk pulang. Setelah tiba di kampus saya pikir saya telat masuk ke kelas tetapi ternyata waktu datang hanya beberapa anak yang sudah di tempat yang pastinya hanya kaum Adam. Dosen pun datang dan saya duduk sendirian lagi. Dosen mulai menyampaikan materi-materi yang akan dibahas untuk satu semester ke depan. Mata kuliah ternyata sudah berakhir. Selanjutnya saya bergegas untuk pindah ke ruangan yang lain. Kelas selanjutnya terletak di lantai 6. Karena menunggu lift ternyata antri panjang dan saya tidak seberapa suka menunggu. Akhirnya, saya memutuskan untuk melewati tangga dan hitung-hitung sambil olahraga juga. Hanya saja ini olahraga malam. Ternyata lumayan capek juga untuk naik ke lantai 6. Saya masuk kelas dan diikuti oleh beberapa teman satu kelas saya. Saya pun duduk dan tak lama kemudian ada dua cowok yang duduk di sebelah saya. Cowok tersebut langsung berkenalan dengan saya. Ternyata kedua cowok tersebut namanya Edwin dan Riski. Saya berbicara banyak hal dengan mereka berdua dan bercanda-bercanda. Karena hanya mereka orang yang saya kenal di kelas.

Dosen pun datang dan mulai memberikan materi. Namun dosen tersebut sesosok yang humoris. Seluruh mahasiswa dalam kelas tertawa saat beliau memberikan materi dan disisipi dengan candaan. Dosen ini ternyata dosen yang asyik, lucu dan tidak membosankan. Pasti banyak mahasiswa yang suka dengan Dosen ini karena sifat beliau dan cara beliau saat menyampaikan materi. Jam kuliah pun telah selesai lebih awal dari jadwal. Karena dosen ini baik hati maka dari itu dipulangkan lebih awal. Saya pun langsung pulang. Saat tiba di rumah ternyata ibu juga menunggu seperti hari sebelumnya. Namun bedanya hari ini ibu juga menyiapkan makanan kesukaan saya dan susu. Ibu memang penuh dengan perhatian. Saya bangga memiliki ibu seperti ibu saya.

Mungkin hanya itu yang bisa saya ceritakan sedikit tentang pengalaman perkuliahan saya. Memang banyak yang tidak sesuai harapan namun saya yakin jalan yang saya hadapi saat ini itu adalah jalan yang terbaik. Tidak perlu kecewa jika jalan tidak sesuai harapan karena pasti ada jalan yang lebih baik dari jalan yang kita inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun