Sebagai mahasiswa yang peduli dengan masa depan generasi muda, tim pengabdian mahasiswa Universitas Negeri Malang tergerak untuk melaksanakan kegiatan pengabdian dengan tema edukasi kekerasan seksual untuk siswa Sekolah Dasar. Tema ini dipilih karena mengingat semakin maraknya kasus kekerasan seksual yang dapat terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan sekolah. Kegiatan edukasi ini dilaksanakan di SDN 2 Ngadirejo Kabupaten Malang dengan sasaran siswa kelas 4 dan kelas 5. Dalam menyampaikan materi kekerasan seksual kepada siswa sekolah dasar membutuhkan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu, tim pengabdian mahasiswa merancang kegiatan edukasi ini dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak yaitu dengan menggunakan permainan edukasi.
Tim pengabdian mahasiswa Universitas Negeri Malang yang diketuai oleh Devi Sintya Yuliastuty menciptakan sebuah permainan edukasi sebagai media pencegahan kekerasan seksual di SDN 2 Ngadirejo Kabupaten Malang. Permainan tersebut diberi nama CACA (Caretaker Card) yang artinya Kartu Penjaga. Kartu permainan berisi beberapa kartu yang memperkenalkan bagian-bagian tubuh yang tidak boleh disentuh atau dilihat oleh orang lain. Sehingga siswa dapat memahami area pribadi yang harus mereka jaga.
Penggunaan media kartu permainan yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa tentang bahaya kekerasan seksual. Kartu permainan CACA dirancang khusus untuk siswa Sekolah Dasar, dengan bahasa yang mudah dimengerti dan ilustrasi yang menarik. Permainan ini mengajak siswa untuk belajar tentang berbagai jenis kekerasan seksual, bagaimana cara mengenalinya, dan bagaimana cara melindungi diri dari bahaya tersebut. Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh para siswa. Siswa kelas 4 dan 5 dibagi menjadi 5 tim yang masing-masing berjumlah 6-7 siswa. Permainan berjalan sesuai dengan buku pedoman dan instruksi yang diberikan oleh tim pengabdian mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Kegiatan edukasi kekerasan seksual untuk siswa Sekolah Dasar ini telah memberikan dampak positif bagi siswa, guru, dan orang tua. Siswa menjadi lebih memahami tentang apa itu kekerasan seksual, bagaimana cara menghindarinya, dan kepada siapa mereka harus meminta bantuan jika mereka mengalaminya. Guru dan orang tua juga menjadi lebih aware tentang pentingnya edukasi tentang kekerasan seksual bagi anak-anak. Berdasarkan hasil evaluasi, kegiatan ini menunjukkan peningkatan pemahaman dan kesadaran siswa tentang kekerasan seksual. Harapannya permainan edukasi CACA dapat digunakan oleh siswa dalam jangkauan yang lebih luas agar bermanfaat bagi banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H