Metode  penelitian  yang  diaplikasikan  dalam  artikel  ini  menggunakan  pendekatan literatur sebagai landasan utama. Pendekatan ini dipilih untuk merangkum dan menyelaraskan temuan  dari  beragam  sumber,  termasuk  makalah  ilmiah,  jurnal,  buku,  dan  artikel  terdahulu. Dengan mendalaminya, artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif yang didukung  oleh  pemahaman  mendalam  terhadap  konsep-konsep  yang  telah  dikembangkan dalam literatur terkait.
Metode  literatur  juga  memberikan  landasan  analitis  untuk  mengevaluasi  dan menginterpretasikan  informasi  yang  dikumpulkan.  Hal  ini  menjadikan  tulisan  ini  lebih substansial dan kontekstual dalam ranah pengetahuan  yang dijelajahi. Denganmenggunakan metode  ini,  penulis  dapat  mengumpulkan  berbagai  pandangan  dan  temuan  yang  telah dihasilkan  oleh  peneliti-peneliti  sebelumnya,  membentuk  dasar  kuat  untuk  mengembangkan argumen dalam artikel.
Setelah  data  terkumpul,  analisis  data  akan  dilakukan  menggunakan  teknik  Miles  dan Huberman(1994).  Teknik  ini  merupakan  salah  satu  metode  analisis  data  kualitatif  yang  banyak digunakan dalam penelitian-penelitian ilmu sosial dan pendidikan. Proses analisis data akan dilakukan secara  bertahap dan  sistematis,  dimulai  dengan  pengumpulan  data,  reduksi data,  penyajian  data,  dan penarikan kesimpulan. Proses reduksi data dilakukan dengan mereduksi data mentah menjadi unit-unit data  yang  lebih  kecil  dan  spesifik,  kemudian  dilakukan  pengelompokan  data  ke  dalam  tema-tema tertentu. Setelah itu, data akan disajikan dengan cara yang sistematis dan terstruktur, misalnya dengan tabel  atau  diagram. Setelah  data  disajikan,  dilakukan  tahap  penarikan  kesimpulan  yang  didasarkan pada  interpretasi  data.  Dalam  teknik  Miles  dan  Huberman,  interpretasi  data  dilakukan  dengan mengkategorikan data ke dalam tema-tema tertentu, kemudian dilakukan pembuatan kesimpulan yang didasarkan pada tema-tema tersebut. Proses interpretasi data ini dilakukan dengan mempertimbangkan konteks penelitian dan teori yang relevan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Pendidikan di Indonesia yang belum merata
1. Kondisi terkini pendidikan di Indonesia
Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan dalam sektor pendidikan, masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan yang mempengaruhi akses dan kualitas Pendidikan (Budiarto, 2021 : 45). Indonesia hingga saat ini masih mengalami kesenjangan dalam bidang pendidikan, hal  tersebut  ditandai  dengan  masih  sulitnya  akses  layanan  pendidikan  khususnya  di daerah-daerah  3T  (Terdepan,  Terluar  dan  Tertinggal).  Masalah  kesenjangan  tersebut dimulai  dengan  persebaran  pendidik  yang  didak  merata,  infrastruktur  yang  kurang memadai dan kurang terjaminnya kesejahteraan pendidik. Kondisi tersebut harus segera diperbaiki karena akan berpengaruh terhadap angka Human Development Index (HDI), terbukti  berdasarkan  informasi  dari  humas  development  yang  dimuat  oleh  CNN Indonesia, United Nations Development Programme (UNDP) melaporkan bahwa angka Human  Development  Index  Indonesia  menempati  urutan  ke  113.  Angka  tersebut mengalami  penurunan  dari  HDI  di  tahun  2014  yang  sebelumnya  menempati  urutan  ke 110. Banyak sekolah di daerah tersebut tidak memiliki fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, peralatan pembelajaran yang lengkap, dan sanitasi yang layak. Hal ini sejalan dengan temuan oleh [World Bank (2020)] yang menyebutkan bahwa kekurangan infrastruktur adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas pendidikan di daerah terpencil.
2. Kesenjangan perbedaan wilayah antara desa dan kota
      Ketidakmerataan pendidikan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infrastruktur yang kurang memadai, kekurangan tenaga pengajar, dan perbedaan kebijakan pendidikan di tingkat daerah (Sutrisno, 2019 : 88).  Di  wilayah  perkotaan,  pendidikan  cenderung  lebih  mudah  diakses  dan  memiliki infrastruktur yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah pedesaan terpencil.
 Di  wilayah  perkotaan,  banyak  tersedia  sekolah  dengan  fasilitas  lengkap,  guru  yang berkualitas,  serta  akses  internet  dan  perangkat  pembelajaran  modern.  Sementara  itu,  di  wilayah pedesaan  terpencil,  banyak  sekolah  yang  belum  memiliki  infrastruktur  yang  memadai,  guru  yang berkualitas, dan kurangnya fasilitas pendukung lainnya, seperti perpustakaan, laboratorium, atau akses internet. Kondisi ini mengakibatkan siswa di wilayah pedesaan terpencil kesulitan untuk mendapatkan pendidikan  yang  berkualitas.  Banyak  siswa  yang  harus  menempuh  jarak  yangjauh  untuk  mencapai sekolah  terdekat,  atau  bahkan  tidak  memiliki  akses  sama  sekali  karena  kurangnya  transportasi  dan jalan  yang  sulit.  Hal ini  menjadi salah  satu  penyebab  terjadinya  dropout  siswa di  pedesaan  terpencil.
Oleh karena itu, pemerintah  dapat memberikan  perhatian  lebih  pada  daerah-daerah  terpencil,  dengan  memperbaiki  infrastruktur  dan sarana  pendukung  akses  pendidikan,  seperti  transportasi  dan  jalan  yang  memadai. Selain  itu,  perlu juga dilakukan program-program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil, seperti pelatihan guru, pemenuhan fasilitas pendukung, dan pemberian beasiswa.