Mohon tunggu...
Devira Sari
Devira Sari Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Saya adalah Psikolog yang menyukai dunia tulis menulis dan Sastra. Tarot Reader. A Lifelong Learner. INFJ-A. Empath. Sagittarian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadapi Bulying

2 September 2020   15:00 Diperbarui: 2 September 2020   15:08 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi, quote Michelle Obama

4. Menghindar

Jika Anda berpikir menghindar akan menunjukkan bahwa Anda lemah, maka itu salah. Pada kondisi seperti ini, menghindar bukan lah suatu kelemahan melainkan pilihan bijak. Terutama jika cara-cara di atas tidak berhasil. Menghindar untuk kebaikan, keamanan, tetap bisa fokus pada tujuan Anda, dan terbebas dari gangguan. Dan kalau ternyata masih sangat mengganggu dan pembully benar-benar tidak dapat dihindari lagi, maka coba pindah lah ke tempat lain.

5. Cari teman/kelompok

Selain yang lebih lemah, target yang dipilih pembully untuk dibully adalah yang suka menyendiri, sedang berjalan sendirian atau yang tinggal seorang diri. Pembully tidak akan berani mengganggu orang yang berkelompok, di kelilingi teman-teman, atau yang berada dalam perlindungan. Maka carilah teman dan masuklah dalam suatu komunitas yang Anda sukai. Hindari atau kurangi beraktivitas seorang diri, terutama jika masih ada kemungkinan menjadi target bullying.

6. Cari bantuan otoritas atau pihak berwajib

Jika pembully dirasa sangat meresahkan dan mengganggu aspek kehidupan anda, segera laporkan ke pihak yang memiliki otoritas setempat (guru/atasan/RT) atau pihak berwajib. Bagaimanapun keamanan dan keselamatan diri Anda perlu diutamakan.

7. Cari bantuan profesional

Apabila Anda telah jika sudah merasakan adanya gejala-gelaja tidak sehat akibat bullying, segera cari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor. Hal ini penting agar dampak ini tidak mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-hari Anda. Dan juga guna mencegah dampak psikologis jangka panjang dari bullying (baca postingan sebelumnya tentang dampak jangka panjang bullying)

8. Peran orang tua/orang terdekat

Ini terutama untuk korban anak dan remaja. Bekali anak-anak dengan kepercayaan diri, rasa aman dan keterampilan sosial. Banyak korban bullying yang memiliki masalah keluarga dan tidak dekat dengan orang tuanya, sehingga mereka lebih rapuh dan lebih mudah terombang-ambing. Ketika bullying terjadi mereka juga enggan memberitahukan orang tua, guru ataupun orang lain karena takut tidak dipercaya, dimarahi, atau malah dibully juga oleh keluarganya. Akibatnya mereka semakin ketakutan dan menjadi sasaran empuk bagi para pembully. Maka bagi orang tua dan orang terdekat, jalin komunikasi yang sehat dan secara rutin tanyakan bagaimana teman-teman mereka memperlakukan mereka. Selain itu, jadilah model ketegasan di rumah, dan pastikan anak-anak tahu bagaimana sepantasnya mereka diperlakukan.

9. Memaafkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun