Banyak hal yang aku pikirkan setelah 1 bulan kepergian mu. Antara apakah aku harus menyesal atau aku harus tertawa puas. Banyak hal yang ku pelajari setelah kau pergi meninggalkan aku sendiri disini tanpa ada kabar dan pesan. Bahkan aku disini mulai menjadi pecundang atas diriku sendiri. Disini aku selalu menangis dan mengingat semua pengerbanan yang telah kau lakukan tanpa henti. Disini aku yang terpuruk sendiri meratapi kesedihan ku. Dimanakah kamu?
Dimana kamu sekarang? Jujur aku merindukan mu, sangat merindukan mu. Mungkin bukan kamu yang meninggalkan aku, tapi mungkin sikap ku yang membuat kamu muak dan menjauh, jujur dulu aku sangat tidak mengrapkan mu, tapi setelah kepergian mu aku baru tahu apa itu artinya kehilangan. Cukup berat menanggung beban ini sendiri, mungkin ini yang kamu rasakan saat aku menolakmu berulang kali dan menyakitimu ribuan kali. Tapi bukan itu maksud ku, aku sudah mencoba untuk belajr mecintaimu tapi kemana kamu setalah sekian lama aku belajr mencintai mu dan disaat aku sudah mengerti kamu malah menghilang bagai ditelan bumi.
Taukah kamu disini aku sakit tanpa kamu? Mungkin kamu yang tidak sabar menunggu aku mencintai kamu, atau mungkin kamu yang terlalu lelah menunggu ku? Kalau boleh aku meminta kesempatan kepada Tuhan, satu kali lagi saja Tuhan aku minta kembalikan dia untuk ku, tetapi aku sadar mungkin kesempatan ku bersama mu sudah habis, tapi mengapa kamu tega begitu saja pergi dengan meninggalakan goresan pesaan yang mendalam tanpa member pesan dan kabar?
Dimana kamu yang dulu? Kamu yang selalu mencari aku? Asalkan kamu tahu ya, aku disini sekarang rapuh tanpa kamu. Mungkin disana kamu sudah mendapat pengganti aku, karna kamu lelah terlalu lama menunggu ku, tapi ketahuilah, kamu sangat berharga sekarang.
Kalau mungkin kita bertemu lagi, banyak sekali yang aku ingin tanyakan pada mu, aku ingin menangis di pelukan mu. Mungkin ini terlihat klise, tapi inilah perasaan ku, perasaan anak manusia yang ditinggalkan orang yang dulu menyayanginya, aku disini bukan untuk menyesalkan semua yang telah terjadi, tetapi hanya ingin menyesalkan mengapa persaan ini dating justru disaat kamu sudah pergi meninggalkan aku?
Aku akan turut bahagia bila kamu memberi tahu aku apa penyebab kepergian mu, dan mungkin akakn mengiklaskan hal itu, datanglah wahai kamu yang sekarang ku tunggu, jangan sampai kamu mengulangi kesalahan yang aku perbuat, datangalah disaat aku masih bias memaafkan mu dan memulai semuanya dari awal, dan aku berharap suatu saat nanti kamu bias membaca sedikit curahan hati ku ini, dan aku berharap disaat kamu membaca ini pesaan ku masih untuk mu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H