Degup ini seakan berlari kencang, memecah ruang pikiran dan asa.
Meredup bagai api di tengah hujan.
Mengapa kau buat semangat itu pudar ?
Langkah sepatu yang tak asing kudengar,
mematahkan nyanyian harapan hati di relung jiwa.
Dipandangnya  perih tatapan yang hampa di sebrang sana.
Berbalut kasih, kau genggam jemari ini erat.
Semburat senyum terlukis di hadapanku.
Mewakili sejuta cerita indah di kala itu.
Menghias tiap patahan yang terluka.
Merangkul raga yang letih batinnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!