Mohon tunggu...
Devi Nur Asyah
Devi Nur Asyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Konten sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kesenian Jaran Kepang dalam Kegiatan Ekonomi

5 Juni 2022   20:40 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:42 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Kesenian Jaran Kepang Dalam Kegiatan Ekonomi 

Devi Nur Asyah

Mahasiswa Prodi PGSD, Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Email : depppp3333@gmail.com 

Abstrak : Pertunjukkan seni jarang kepang, yang umumnya di sebut sebagai jaranan mulai berkembang pesat dan mewarnai jagad hiburan khususnya  di daerah blitar sendiri.Pertunjukkan jaran kepang ini tidak hanya menampilkan tontonan tari kuda tetapi banyak sekali variasi dalam pertunjukannya. Dalam seni pertunjukkan jaran kepang memiliki nilai dalam sisi magis, hal ini tampak pada pemain jaran kepang yang pada saat pementasan mengalami kesurupan atau yang sering dikenal dengan ndadi. Seni pertunjukan Jaran Kepang di beberapa daerah mengalami perubahan terhadap tuntutan pasar. Pertautan tradisi dengan teknologi dalam seni pertunjukan Jaran Kepang memunculkan model tontonan melalui berbagai media massa.

 Pendahuluan

Seni jaran kepang yang berasal dari jawa ini sangat berkembang pesat khusunya di wilayah jawa sendiri, bukan hanya di wilayah jawa saja namun kesenian jaran kepang ini banyak di temukan di wilayah luar jawa seperti kalimantan, Lampung,Palembang, bahkan Batam. Kesenian jaran kepang banyak di temui di kelurahan atau pedesaan. Menurut TIM (Kaulam, 2012: 131) Jaran Kepang atau disebut kuda lumping, jaranan atau jathilan adalah kesenian tradisional masyarakat Jawa berupa tarian menunggang kuda yang dimainkan sekelompok orang dengan iringan musik gamelan. Kesenian jaran kepang sejatinya adalah seni yang dipertunjukkan atau dihadirkan pada acara selametan, seperti memperingati hari kelahiran dan bersih desa. Jaran Kepang yang dipergelarkan dalam ritual bersih desa tampil sebagai simbol positif desa yang akan menjaga dari marabahaya (Trisakti, 2013).

Sebagai seni pertunjukkan yang menganut sisi animissme, sebelum pertunjukkan dimulai para pemain atau yang lebih dikenal, dengan bopo ini melakukan ritual suguh sesaji Ritual ini  bertujuan untuk  meminta ijin kepada leluhur di kepundhen daerah setempat beserta sesaji atau sandingan yang harus dipersiapkan. Jaran Kepang merupakan peristiwa yang dapat dikatakan sebagai pergelaran. Pergelaran merupakan tontonan yang dibangun atas ketidakbiasaan, berada dititik ambang batas, yakni menyaksikan hal-hal yang tidak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

 Beberapa kajian seni pertunjukan Jaran Kepang yang telah ada sebelumnya lebih banyak menitikberatkan pada fenomena magis. Di antaranya adalah kajian yang dilakukan Alkaf (2009) yang mengambil studi kasus di Dusun Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Masyarakat Dusun Lencoh masih menganut agama kejawen, sehingga dalam pandangan hidup manusia Jawa tersebut menghendaki adanya harmoni dan keselarasan antara jagad cilik dan jagad gedhe. Kesenian Jaran Kepang ini merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang memiliki sisi mistis dalam rangkaian ritual dan sesaji.

 Beranjak dari latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, tulisan ini mencoba mendeskripsikan fenomena yang terjadi pada seni pertunjukan masyarakat Jawa, yakni kesenian Jaran Kepang. Bagaimana dinamika kehidupan berkesenian Jaran Kepang yang berada di Blitar serta bagaimana para pegiat Jaran Kepang memaknai dunia berkeseniannya.

Pembahasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun