Komunikasi politik adalah komunikasi yang berhubungan dengan politik dan melibatkan aktor-aktor politik. Bisa juga di sebut dengan hubungan antara yang memerintah dan dengan yang di perintah. Dan untuk penyampaian pesan politik tersebut, tidak jauh dari media yang di pergunakan. Media adalah sebagai salah satu sarana penyampaian kegiatan politik tersebut kepada masyarakat luas yang berkepentingan.
Proses komunikasi politik sama dengan proses komunikasi pada umumnya (komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia) dengan alur dan komponen:
1. Komunikator/Sender – Pengirim pesan
2. Encoding – Proses penyusunan ide menjadi simbol/pesan
3. Message – Pesan
4. Media – Saluran
5. Decoding – Proses pemecahan/ penerjemahan simbol-simbol
6. Komunikan/Receiver – Penerima pesan
7. Feed Back – Umpan balik, respon.
Dalam realitas sosial yang berkembang pesat seperti sekarang ini, media bukan hanya saluran yang menyebarkan informasi ke seluruh bagian Bumi, tetapi juga merupakan perantara untuk menyusun agenda dan memberitahukan hal-hal penting bagi manusia, hingga selanjutnya menjadi bahan interaksi di saluran komunikasi lain. Di tengah atmosfir keruwetan teknologi dan keberlimpahan informasi ini, media pun menjadi kebutuhan vital dalam konsep komunikasi pemasaran politik. Namun di tengah gempuran sistem ekonomi-politik media yang sangat kapitalis, sesungguhnya media juga memberikan ruang yang cukup luas bagi politisi. Media televisi menyediakan ruang luas—di antara hasrat komodifikasi-nya—untuk dimasuki apa saja melalui program-programnya, baik berita, infotainment, maupun hiburan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI