Setting tempat yang digunakan dalam film AADC 2 ini adalah di Jakarta, Yogyakarta, dan New York, namun kebanyakan adegan dilakukan di Yogyakarta. Banyak tempat yang disinggahi oleh Rangga dan Cinta dalam rangka menjelaskan kelanjutan hubungan sekaligus mengekspresikan perasaan mereka menjadi Cinta-Lama-Bersemi-Kembali. Dalam satu hari satu malam, kira-kira mereka datang ke beberapa tempat wisata dan kuliner di Yogyakarta. Sebut saja Sellie Coffee yang sekarang terkenal dengan Kafe Rangga Jahat, Klinik Kopi, Sate Klathak, Padepokan Pak Bagong Kussudiarja, Papermoon Puppet Theatre, Kota Gedhe, Candi Ratu Boko, Rumah Doa Bukit Rhema, dan Punthuk Setumbu. Tempat-tempat itulah yang justru menghibur dan menjadi referensi liburan kekinian para penonton karena dijadikan lokasi syuting AADC 2. Namun, ada hal yang menurut saya agak ganjil, yaitu mengapa dandanan Cinta tidak luntur walau hampir 24 jam jalan-jalan di alam terbuka dan Cinta tidak terlihat berkeringat? Saya berasumsi, mungkin ini adalah trik dagang sponsor make-up yang digunakan Cinta dengan pesan bahwa apabila kita menggunakan make-up merk tersebut, maka dandanan akan tahan 24 jam. Well, bisa jadi, tapi sebagai orang lapangan yang juga menggunakan produk sponsor tersebut, agak aneh saja sih, karena justru make-up saya hanya tahan kira-kira 4-6 jam di luar rumah.
Walau ada beberapa hal yang agak ganjil dalam alur film AADC 2 ini, namun saya sungguh menikmatinya. Saya menyebut AADC 2 ini sebagai proyek kenangan karena telah sukses membuat saya baperdengan kehidupan masa remaja, puisinya Rangga yang tak kalah puitis, serta keceriaan khas karakter dan kedewasaan berpikir geng Cinta walau tidak ada Alya didalamnya. Mungkin itu menjadi kompensasi dalam alur cerita karena harus menghilangkan satu karakter. Saya juga sangat terhibur dengan kekocakan Milly yang natural dan membumbui hampir tiap adegan. Lalu, dinginnya sosok Rangga yang tanpa ekspresi walau demikian emosionalnya adegan tersebut, membuat saya bergidik sendiri kalau membayangkan jadi Cinta, hehe. Tempat-tempat yang digunakan dalam tiap adegan AADC 2 pun tak kalah menghibur seraya membayangkan akan jadi top-list-bucket para wisatawan saat liburan ke Yogyakarta. Dua percakapan favorit saya di AADC 2 : Pertama, yaitu pertanyaan Karmen ke Cinta : Ta, sebenernya, cinta elu tuh bener-bener buat Trian, gak sih? Pertanyaan ini, menurut saya, mendorong perang batin dalam diri Cinta. Walau dia sebentar lagi akan menikah dengan Trian, tapi apakah benar dia memang cinta kepada Trian? Atau Trian adalah pelampiasan semata? Mungkin hal ini juga pernah terjadi dalam kehidupan kita semua, walau akhirnya bisa jadi beragam. Kedua, tentang perbedaan antara liburan dan travelling menurut Rangga. Kalau liburan, kita pasti membuat rencana yang matang, mau kemana dan sampai kapan. Kalau travelling itu lebih spontan dan penuh dengan resiko, karena hal yang justru kita nikmati adalah prosesnya, bukan hasilnya. The journey, not destination, kalau kata Cinta.
Well, terima kasih buat Miles Production yang sudah menelurkan karya fenomenal kembali. AADC 2 ini bagai lorong waktu yang mengantar saya ke dalam memori lama ketika masih remaja, ketika masih mencari identitas diri melalui berbagai hal dari yang biasa hingga ajaib. Selamat terombang-ambing dalam kenangan, selamat mencumbui perasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H