Mohon tunggu...
Devina Ramadhani
Devina Ramadhani Mohon Tunggu... Administrasi - universitas Pamulang

Want to be a useful person for others

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peristiwa Paling Kelam G30S/PKI di Indonesia yang Menimpa Pahlawan Revolusi

11 Desember 2022   11:51 Diperbarui: 11 Desember 2022   12:02 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

G30S/PKI telah beredar isu sakit parahnya presiden Soekarno hal ini meningkatkan isu perebutan kekuasaan apabila presiden
Soekarno meninggal dunia saat itu. D.N AIDIt tau persis bahwa presiden Soekarno
sebenarnya hanya sakit ringan saja dan situasi ini yang membuat pimpinan PKI
memutuskan untuk melakukan rapat diselenggarakan pada tanggal 28 September 1965. G30S/PKI pun merencanakan aksi penculikan terhadap para perwira tinggi
angkatan darat yang anti komunis, saat itu ketua biro khusus PKI yang bernama Sjam kamarujaman, Dan Letkol Untung.S. Seorang perwira angkatan darat telah menyusun nama-nama yang menjadi target penculikan mereka. Saat itulah Letkol Untung.S berhasil mengumpulkan prajurit militer pembelot sekitar 21030 orang dan kekuatan sipil dan ormas Pendukung lain sekitar 2000 orang dan Letkol Untung S. Membagi 3 pasukan yang pertama pasukan pasopati yang bertugas untuk menculik jenderal, yang kedua pasukan Bimasakti yang bertugas mengawas kawasan Monas dan merebut RRI dan telkom, yang ketiga pasukan Gatotkaca yang bertugas untuk
menjaga lubang buaya. 

Pada saat pukul 3 pagi dini hari 1 Oktober 1965 Letkol Untung S memberi perintah pasukan pasopati Untuk menangkap para jenderal yang telah menjadi target mereka. Letnan doel Arif sebagai komandan pasukan pasopati sebagai ketua pelaksanaan penculikan mereka pun berhasil menangkap 7 orang, 6 perwira  tinggi angkatan darat, Letnan ke-7 orang tersebut Adah Letnan jenderal TNI Ahmad  Yani, mayor jenderal TNI raden Soeprapto, mayor jenderal TNI mas Tirtodarmo
haryono, mayor jenderal siwondo Parman, jenderal TNI Donald Isaac Panjaitan,  Brigadir jenderal TNI sutoyo siswomiharjo, Lettu Pierre Andreas tendean. 

Kronologi Letnan jenderal Ahmad Yani Pasukan yang bertugas untuk menangkap letnan Jenderal Ahmad Yani yang dipimpin oleh Peltu mukidjan, pada tanggal 30 September 1965 menjelang tengah malam, penjaga letnan jenderal Ahmad Yani tidak seperti biasanya karena biasanya beliau memiliki 11 tentara untuk menjaga rumah beliau dan malam itu Letnan jenderal Ahmad Yani dan anak-anak beliau sedang tidur dirumah sedangkan istri beliau sedang merayakan acara diluar rumah bersama kerabatnya
dan dikabarkan istri beliau akan bermalam dikediaman resmi panglima angkatan darat dijalan taman Suropati tepat pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 04.25 pagi sekitar 200 orang telah mengepung Letnan jenderal Ahmad Yani, pada saat itu anak Letnan jenderal Ahmad Yani yang bernama Irawan Sura Eddy berumur 7tahun sudah bangun dan Irawan Sura Eddy ditemani asisten mereka yang bernama mbok mila dan keluar  ingin mencari ibunya, pada saat di pekarangan rumah Irawan Sura Eddy dan mbok mila sudah melihat banyak pasukan Cakrabirawa dan pasukan. 

Tidak dikenal, dan salah satu pasukan tersebut menanyakan Keberadaan Letnan jenderal Ahmad Yani, lalu anaknya yang bernama Irawan Sura Eddy pun menjawab bahwa ayahnya masih tidur dan Irawan Sura Eddy diminta untuk membangun kan ayahnya dengan alasan dipanggil oleh presiden Soekarno, Letnan jenderal Ahmad Yani yang masih menggunakan piyama pun keluar dan pasukan itu menghampiri menyampaikan  bahwa beliau dipanggil presiden Soekarno untuk datang ke istana. Tetapi Letnan
jenderal Ahmad Yani meminta izin untuk mengganti pakaian dan mandi tetapi  permintaan beliau ditolak lalu letnan jenderal Ahmad Yani geram dan menampar salah seorang dari pasukan mereka yang ingin masuk ke rumah Letnan jenderal Ahmad yani pada saat beliau menutup pintu anggota pasukan memberikan isyarat kepada  pasukan nya untuk menembak mati Letnan jenderal Ahmad Yani dan beliau ditembak lah oleh Giyad, peluru berhamburan menembus ke kaca dan mengenai tubuh Letnan jenderal Ahmad Yani, dan beliaupun langsung tersungkur pada saat beliau jatuh Letnan jenderal Ahmad Yani sempat memandang wajah anak beliau yang bernama untung dan anak itu reflek ingin memeluk ayahnya tetapi dilarang oleh pasukan penculik ini lalu tubuh Letnan jenderal Ahmad Yani diseret oleh pasukan penculik  disepanjang lorong belakang rumah mereka, dan setelah itu tubuh Letnan jenderal Ahmad Yani langsung dimasukkan kedalam truk. 

Kronologi mayor jenderal TNI raden  Soeprapto pada saat malam hari beliau tidak bisa tidur karena sakit gigi dan beliau pun melukis yang akan disumbangkan kepada museum Yogyakarta. Pada pukul 04.30 pagi 1 Oktober 1965 anggota G30S/PKI langsung membuka pagar rumah mayor jenderal Raden Soeprapto dan beliau pun terbangun bicara ada siapa diluar,
dan pasukan penculik menjawab Cakrabirawa lalu mayor jenderal TNI raden Soeprapto dan istrinya pun tidak curiga karena Cakrabirawa adalah pasukan yang terpercaya sebagai pengawal istana dan presiden tetapi mereka tidak tahu karena
Cakrabirawa tersebut lah yang penghianat lalu mayor jenderal TNI raden Soeprapto
pun membukakan pintu dan melihat banyak pasukan, pasukan tersebut pun
mengatakan bahwa mayor jenderal TNI raden Soeprapto di panggil oleh presiden
untuk ke istana, pada saat itu lah mayor jenderal TNI raden Soeprapto meminta izin untuk mengganti pakaian tetapi ditolak oleh pasukan Cakrabirawa penghianat dan ditodong oleh senjata dan dibawa lah ke atas truk. Kronologi penculikan dari jenderal TNI mas Tirtodarmo haryono yang dikenal sebagai jenderal yang enggan menggunakan fasilitas negara termasuk fasilitas pengamanan, ketika pasukan
penculikan berada diluar rumah mas Tirtodarmo haryono sudah mulai curiga dan memberikan kode kepada istri dan anak beliau untuk pergi ke halaman belakang dan mematikan semua lampu pada saat itu beliau ingin merebut senjata pasukan penculik tetapi gagal karena ditembak mati oleh pasukan penculik beliau pun diseret dan dimasukkan kedalam truk. Kronologi jenderal Siswondo Parman pada malam 30
September ke -1 Oktober 1965 tidak ada penjaga yang mengawasi rumah beliau di
jalan Syamsurizal No.32. pada pukul 04.00 1 Oktober 1965 pasukan penculik mendatangi rumah jenderal Siswondo Parman lalu beliau dan istrinya pun terbangun mengira ada terjadinya perampokan dan menanyakan kepada pasukan penculik ,ada apa, lalu pasukan pun menjawab bahwa kami diperintahkan presiden Soekarno untuk menjemput bapak,lalu jenderal Siswondo Parman langsung bergegas mengganti p
akaian dan pasukan pun mengikuti nya ke kamarnya, jenderal Siswondo Parman pun berpesan kepada istrinya untuk menghubungi letnan jenderal Ahmad Yani, lalu pasukan Cakrabirawa mendengar langsung merampas telepon tersebut dan membawa Jenderal Siswondo Parman. Kronologi Brigadir Jenderal Donald Isaac panjaitan dimana pasukan yang bertugas menangkap Brigadir Jenderal Donald Isaac panjaitan pasukan yang bertugas menangkap Brigadir Jenderal Donald Isaac panjaitan didukung dengan tim resimen cakrabirawa sejumlah 50 orang dengan dibantu oleh Kopral sodikin sebagai petunjuk jalan sebenarnya Brigjen Panjaitan sebagai salah satu target untuk dihilangkan nyawanya karena lain beliau adalah perwira tinggi Angkatan Darat beliau telah berhasil membongkar rahasia pengirimant Atau penyelundupan senjata dari China untuk PKI itu.senjata-senjata ini dimasukkan ke dalam peti peti bahan bangunan rencananya senjata-senjata ini akan digunakan untuk melakukan pemberontakan kronologinya pasukan penculik pun tiba di kediaman Brigjen Panjaitan di Jalan Hasanudin Blok M Kebayoran Baru Panjaitan terdiri dari dua lantai dengan kamar tidur yang berada di atas beliau memang terdapat sebuah Paviliun kecil yang dihuni kerabat-kerabat beliau telah tiba di rumah kemudian membuka pagar rumah dengan paksa dan pasukan penculik memaksa seorang pembantu untuk bisa menunjukkan letak kamar tidur Brigjen Panjaitan beliau yang tinggal di paviliun kecil dekat rumah beliau yang bernama Albert dan Victor mendengar dari arah rumah utama yang pada saat itu mereka berdua mengira terjadi perampokan di rumah Brigjen Panjaitan Langsung bergegas mempersiapkan senjata api untuk bisa melawan pasukan penculik namun senyawa kedua kerabat Brigjen Panjaitan tersebut tertembak terlebih dahulu dari dalam rumah. diminta turun dari lantai 2 oleh pasukan penculik Brigjen Panjaitan menolak mencoba menghubungi polisi tapi pada saat itu usaha gagal karena sambungan telepon sudah diputus Semuanya sama mereka kemudian diancam bahwa semua keluarga beliau akan dihilangkan nyawanya apabila bapak tidak turun, akhirnya langsung berganti seragam militer sampai rapi baru kemudian beliau turun dari lantai 2. Setelah turun di halaman rumah beliau beliau malah langsung dipukul dan ditembak mati oleh pasukan pencuri hingga tewas. kemudian dimasukkan ke dalam truk pada pukul 04.30 pagi itu ada  seorang agen polisi ll soekitman yang sedang berpatroli di jalan iskandariyah kebayoran baru, beliau melihat ada aksi tembak-tembakan di rumahnya di Jalan dekat rumahnya brigadir jenderal Donald Isaac Panjaitan, ketahuan sama pasukan penculikan langsung ditangkap dimasukkan juga dalam truk .pasukan yang ditugaskan untuk menculik Brigadir Jenderal Sutoyo siswomiharjo, Pasukan ini dibagi menjadi tiga regu dan sama seperti pasukan lainnya mereka tiba di kediaman Brigjen Sutoyo siswomiharjo dini hari pada tanggal 1 Oktober 1965 pasukan mereka ini langsung masuk ke rumah Brigjen Sutoyo siswomiharjo melalui garasi di samping rumah mereka juga memaksa pembantu untuk bisa menyerahkan kunci rumah tersebut dan di saat sudah berhasil masuk melalui garasi di samping rumah mereka juga memaksa pembantu untuk bisa menyerahkan kunci rumah tersebut dan di saat sudah berhasil masuk pasukan pencuri tersebut berhasil membujuk Brigjen Sutoyo untuk membuka pintu kamar beliau, dengan alasan ingin menyampaikan surat dari Presiden Soekarno setelah itu langsung diringkus di kamar dengan tangan Beliau diikat mata beliau ditutup dan langsung dibawa ke dalam truk. Lettu Pierre Andreas tendean merupakan ajudan dari Jendral a.h. Nasution beliau ini bukanlah target dari aksi penculikan G30S PKI. Lettu Pierre Andreas tendean yang harusnya berada disemarang tanggal 30 September karena tanggal tersebut adalah tanggal ulang tahun Ibu beliau tetapi pada tanggal 30 September 1965 itu Letnan Tendean ini harus mengemban tugas negara untuk menjaga rumah Jenderal Nasution menunda kepulangan beliau ke Semarang dan pada tanggal 1 Oktober 1965 ini pun gerombolan G30S PKI langsung mendatangi rumah dinas Jenderal Nasution dengan tujuan untuk menculik Jenderal Nasution pasukan tersebut dipimpin oleh pelda djuhurub dari resimen cakrabirawa pada tanggal 1 Oktober 1965 sekitar jam 04.00 subuh Dini berada di Jalan Tengku Umar Menteng Jakarta Pusat saat sampai di lokasi seorang penjaga rumah milik leimena Karel satsuit Tubun terlebih dahulu dihabisi oleh pasukan penculik setelah itu regu penculik yang dipimpin oleh hargiono menuju ke rumah Jenderal Nasution Mereka menduga masuk ke dalam rumah mereka mendobrak masuk delam rumah tersebut mendengar ada keributan diluar istri jenderal Nasution pada saat itulah beliau melihat ada banyak di pasukan cakrabirawa di luar rumah yang langsung kembali masuk kamar Mengunci pintu ndak langsung memberitahu Jenderal Nasution sang suami bahwa ada pasukan cakrabirawa di luar dan melarang suami untuk keluar akan tetapi jenderal Nasution Makin penasaran, ingin memastikan apa yang dilihat istrinya, beliau tidak yakin bahwa cakrabirawa datang dengan mendobrak pintu Kemudian membuka pintu kamar untuk mengecek keadaan dan pada saat pintu dibuka 1 tembak menyasar ke arah beliau Jenderal Nasution kemudian langsung menutup pintu. Mendengar suara satu tembakan ini adik Jenderal Nasution yang bernama Mardiah yang tidur di kamar sebelah bergegas menyelamatkan anak Jenderal Nasution Ade Irma lalu menggendong adik Irma untuk menuju ke kamar lain tapi naasnya pada saat mencoba menyelamatkan diri ini justru adik Irma Nasution tertembak dalam gendongannya Mardiah dan beberapa hari setelah kejadian Ade Irma Nasution pun dinyatakan meninggal dunia pada saat itu anak Jenderal Nasution yang lain yang bernama Ibu Yanti keluar di lompat jendela menuju ajudan Ayah beliau yaitu Letnan Tendean dan mengatakan bahwa banyak suara tembakan dan keributan dirumahnya pun segera berlari ke arah depan rumah dan pada saat itu lawak beliau dikepung oleh para penculik Atau cakrabirawa lainnya siapa di sana? Letakkan senjata tanpa gentar Letnan Tendean pun menjawab saya Nasution karena beliau ingin melindungi atasannya dan letnan Tendean pun ditangkap oleh penculik dan dibawa ke dalam truk. Sementara itu Jenderal Nasution sendiri berhasil melarikan diri dengan melompat pagar rumah ke pekarangan rumah duta Mesir Irak waktu itu dan Jenderal Nasution menjadi satu-satunya jenderal yang selamat karena melarikan diri memasuki fajar seluruh pasukan G30S/ PKI telah kembali ke lubang buaya tiga dari 7 perwira negara telah dihilangkan nyawanya dirumah mereka masing-masing yaitu Letjen Ahmad Yani, Mayjen Haryono, dan Brigjen panjaitan dan tiga perwira tinggi lainnya dan 1 perwira ditangkap secara hidup-hidup Mayjen Soeprapto, Mayjend S Parman dan Letnan Tendean di Lubang Buaya ini para perwira negara yang masih hidup dianiaya terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka dihilangkan nyawanya dan dilemparkan begitu saja ke dalam sumur tua yang diLubang Buaya itu penghilangan nyawa itu PKI langsung menguasai dua sarana komunikasi penting waktu itu yaitu radio republik Indonesia dantelekomunikasi. G30S/PKI langsung menyiarkan pengumuman mengenai kronologi G30S PKI melalui RRI yang menyatakan G30S adalah upaya penyelamatan negara dari dewan Jenderal yang mengambil alih negara juga mereka sekaligus mengumkan pembentukan dewan revolusi yang diketuai oleh Letkol Untung Sutopo langsung bergerak menyiarkan aksi mereka.tanggal 1 Oktober 1965 dimulainya Operasi penumpasan G30S PKI dengan merebut kembali gedung RRI pusat dan kantor pusat telekomunikasi koperasi tersebut dilakukan oleh kesatuan RPKAD atau resimen pasukan komando angkatan darat yang dipimpin oleh kolonel Sarwo Edhie Wibowo setelah berhasil merebut kedua sarana komunikasi tersebut panglima cadangan strategis angkatan darat yaitu Mayor Jenderal Soeharto menyampaikan bahwa Gerakan 30 September adalah golongan kontra revolusioner yang telah menculik beberapa perwira tinggi angkatan darat yang telah mengambil alih kekuasaan negara dari Presiden atau Panglima tertinggi ABRI, dan keesokan harinya pada tanggal 2 Oktober tahun 1965 basis PKI yang diketahui pada saat itu berada di daerah Halim Perdanakusuma direbut kembali oleh RPKAD dibawah komando Kolonel Sarwo Edi Wibowo atas perintah Mayjen soeharto.tanggal 3 Oktober 65 pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya informasi daerah Lubang Buaya ini diberikan oleh siapa dan Kopral satu polisi soekitman yang pada saat itu menjadi tawanan G30S/PKI tetapi berhasil melarikan diri yang ditangkap di rumah Panjaitan ,Akhirnya kudeta yang dilancarkan oleh PKI berhasil dikalahkan, pasukan Mayor santoso pun langsung melakukan pencarian di sekitar daerah lubang buaya dan disaat itulah mereka menemukan ada sebidang tanah yang sudah tidak digunakan tapi terlihat ada tanda-tanda baru dipakai lagi di tempat itu di Tumpuki dedaunan langsung di gali Dan terlihat ada permukaan sebuah sumur tua bergaris tengah sekitar 34 meter dengan kedalaman sekitar 12 proses penggalian sumur tersebut. Keesokan harinya pada tanggal 4 Oktober 1965 oleh pasukan amfibi disaksikan pimpinan sementara TNI angkatan darat dan di saat ini mereka berhasil mengeluarkan Jenazah tujuh perwira negara yang telah gugur dalam aksi pemberontakan PKI Jenazah para perwira negara tersebut kemudian langsung dimakan keesokan harinya pada tanggal 5 Oktober tahun 1965 di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan mereka ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi pada tanggal 6 Oktober nya melalui surat keputusan dalam sidang kabinet Dwikora diberikan kenaikan pangkat luar biasa Anumerta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun