Mohon tunggu...
Devina Nova Faiza
Devina Nova Faiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Diplomasi Pangan: Peran WFP dalam Memberikan Bantuan untuk Mengatasi Krisis Pangan di Timor Leste

24 Mei 2024   12:40 Diperbarui: 24 Mei 2024   12:56 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Diplomasi pangan atau food diplomacy merupakan strategi menggunakan makanan sebagai alat untuk melakukan diplomasi dengan negara-negara lain. Makanan tentu saja memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tanpa adanya makanan bagaimana manusia bisa bertahan hidup.

Makanan merupakan sebuah kebutuhan pokok yang paling utama bagi makhluk hidup. Dalam konteks diplomasi, makanan digunakan sebagai bentuk bantuan yang dikirimkan ke negara lain yang sedang mengalami krisis atau bencana. Diplomasi pangan berbeda dengan gastrodiplomasi, walaupun keduanya sama-sama menggunakan makanan sebagai bentuk diplomasi, namun diplomasi pangan tidak menggunakan makanan khas dalam pelaksanaanya, sementara itu, gastrodiplomasi memanfaatkan makanan khas untuk menarik minat dari masyarakat luar.

Diplomasi pangan merupakan salah satu instrumen penting dalam kebijakan luar negeri guna untuk memperkuat hubungan bilateral antar negara yang bekerjasama. Salah satu contohnya dapat dilihat dari bantuan pangan yang diberikan oleh World Food Programme untuk Timor Leste. 

Timor Leste resmi merdeka pada 20 Mei tahun 2002, walaupun telah mengalami perkembangan, Timor Leste masih menghadapi tingkat kekurangan gizi yang tinggi. Timor Leste merupakan salah satu negara yang produktivitas sektor pertaniannya tergolong rendah, sehingga Sebagian besar kebutuhan pangan harus diimpor. 

Krisis pangan yang terjadi di Timor Leste juga dapat terjadi karena kurangnya sumber daya manusia dan rentan terhadap dampak perubahan iklim dan berbagai bencana alam. Kondisi geografis yang didominasi oleh topografi tanah kapur dan dampak tahunan El Nino menyebabkan terjadinya kekeringan yang membuat tanah tandus sehingga seringkali masyarakat mengalami gagal panen, yang pada akhirnya banyak orang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi. 

Sebagai organisasi kemanusiaan terbesar di dunia yang memfokuskan masalah kelaparan dan ketahanan pangan, World Food Programme (WFP) turun tangan untuk membantu Timor Leste mengatasi krisis pangan ini. World Food Programme (WFP) adalah lembaga yang dipercaya oleh pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan. 

World Food Programme (WFP) memberikan bantuan kepada Timor Leste untuk mengatasi krisis pangan melalui berbagai peran seperti salah satu contohnya adalah bantuan makanan darurat. Pada bulan April di tahun 2006, Timor Leste mengalami konflik dan kerusuhan yang menyebabkan dampak buruk bagi kebutuhan pangan masyarakatnya, lalu Presiden dan Perdana Menteri Timor Leste menulis surat yang menunjukkan permohonan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Timor Leste, termasuk upaya untuk memberikan bantuan pangan kepada mereka dalam situasi kerusuhan. 

Kemudian World Food Programme (WFP) juga menyalurkan bantuan melalui skema Bantuan Pangan dalam Bentuk Barang (In Kind Food Assistance). Bantuan ini terdiri dari makanan pokok yang akan diberikan kepada korban bencana. 

Distribusi makanan ditujukan kepada seluruh masyarakat yang berada di daerah yang mudah terkena bencana dan juga tempat pengungsian. Bantuan pangan ini akan segera dihentikan apabila sekiranya masyarakat sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan mereka lagi. 

World Food Programme memiliki program bantuan pangan untuk para anak di sekolah yang rentan terhadap masalah pangan. Program ini diberi nama Program Pangan Siswa (School Feeding Programs) yang memiliki tujuan meningkatkan kesehatan dan gizi anak serta meningkatkan kinerja mereka dalam belajar sehingga dapat menurunkan angka putus sekolah. 

Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mengurangi kasus kekurangan gizi dalam kondisi darurat dan krisis yang terjadi di suatu negara. Program ini merupakan sebuah inisiatif yang positif karena makanan yang diberikan disesuaikan dengan selera masyarakat sehingga program ini dapat lebih mudah dijalankan oleh organisasi internasional guna mengatasi masalah pangan di suatu negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun