Hidup ditengah lingkungan yang beraneka ragam suku, budaya hingga bahasa akan membentuk karakter individu didalamnya berbeda-beda. Fakta bahwa manusia telah hidup ditengah-tengah keanekaragaman suku, budaya, latar belakang sejarah hingga bahasa, disusul dengan era globalisasi yang membentuk interaksi antar manusia lebih global dan jangkauannya lebih luas. budaya menjadi salah satu pembentuk ciri khas maupun keunikan setiap masa. Namun budaya tidak terhenti sampai bahasa daerah, pakaian daerah maupun tarian tradisonal.
Budaya dapat dilihat sebagai produk yang lahir dari kebiasaan manusia dan membentuk nilai atau value  yang baru (Antariksa, 2002). Globalisasi menjadi salah satu penyebab utama menipisnya dinding-dinding interaksi antar wilayah di seluruh dunia. Hal ini disebabkan adanya kemajuan teknologi yang membantu komunikasi antar wilayah dalam menyebarkan informasi maupun budaya itu sendiri
Berangkat dari fakta bahwa keberagaman budaya diseluruh dunia semakin mudah untuk saling berinteraksi, maka terdapat potensi terjadinya konflik karena menyikapi perbedaan budaya itu sendiri. Namun disisi lain, juga terdapat potensi kanekaragaman budaya menjadi suatu peluang untuk menyebarkan budaya secara positif ke seluruh dunia.
Oleh sebab itu, komunikasi antar budaya dan melatih cara pandang terhadap sebuah perbedaan secara mendalam dan kritis sangat diperlukan masyarakat zaman sekarang. Kajian Kultur Komunikasi merupakan salah satu ilmu yang cukup efektif dan lengkap untuk menghadapi situasi lingkungan sosial yang majemuk. Dampak positif yang dapat diraih dari mempelajari Kajian Kultur Komunikasi adalah meminimalisir terjadinya miskomunikasi antar budaya, memahami situasi dan kondisi yang terjadi secara mendalam dan kritis dan masi banyak lagi.
Daftar Pustaka
Antariksa. (2002). Budaya Sebagai Medan Pertarungan KUASA. Newsletter KUNCI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H