Mohon tunggu...
Devina Alifianti
Devina Alifianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Intern Marketing Officer at Widya Security

Saya seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan dibidang marketing dan copywriting

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dalam Keamanan Siber: Sahabat atau Ancaman?

21 Juni 2024   09:33 Diperbarui: 21 Juni 2024   09:48 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) makin menunjukkan kemampuannya yang luar biasa di berbagai bidang, termasuk keamanan siber. AI bisa memperkuat pertahanan keamanan perusahaan dengan mendeteksi ancaman siber lebih cepat dan lebih akurat dibandingkan dengan metode tradisional. Dengan kemampuan analisis data yang canggih, AI mampu mengidentifikasi pola-pola mencurigakan, memprediksi serangan sebelum terjadi, dan secara otomatis merespons tindakan serangan siber dengan lebih cepat.

Namun, dibalik semua manfaatnya yang keren itu, AI juga membawa tantangan dan risiko baru. Teknologi yang kita gunakan untuk melindungi sistem ternyata juga bisa dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber. Mereka bisa menggunakan AI untuk mengembangkan serangan yang lebih kompleks dan sulit dideteksi. Kemampuan AI untuk belajar dan beradaptasi dapat dipakai untuk menciptakan malware canggih untuk menyerang sistem perusahaan.

"AI dalam keamanan siber adalah pisau bermata dua, ketajamannya bisa menjadi bumerang jika jatuh ke tangan yang salah. Tantangan kita adalah memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang benar untuk melindungi, bukan untuk menyerang" Ungkap Alwy Herfian Satriatama selaku CEO Widya Security.

Di balik pengaruh negatifnya, teknologi ini sebenarnya dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan siber, termasuk dalam melakukan pengujian penetrasi (pentest). Dengan AI, pentest bisa dilakukan lebih cepat dan mendalam. AI dapat menganalisis jaringan dan sistem dengan sangat cepat, menemukan celah keamanan yang mungkin terlewatkan oleh metode tradisional, dan mensimulasikan berbagai jenis serangan yang lebih rumit dan realistis.

Alwy juga menambahkan bahwasannya dengan mengimlentasikan AI, proses pentest jauh lebih cepat dari biasanya. Menurutnya, penggunaan AI dalam pentest mampu mempercepat proses pentest hingga 50%, sehingga memungkinkan tim keamanan untuk menemukan dan memperbaiki kerentanan dengan lebih efisien.

Perusahaan yang telah mengimplementasikan AI dapat menjadi target serangan siber. Penyerang akan menemukan celah keamanan pada sistem, dan kemudian akan mengambil alih sistem tersebut untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, perusahaan harus tetap waspada dengan penggunaan AI. 

Perusahaan dapat melakukan pentest secara rutin untuk menghindari serangan siber. Widya security telah berhasil mengimplementasikan AI dalam layanan pentest yang mereka miliki. Widya Security telah menjadi pilihan lebih dari 30 perusahaan untuk melakukan pentest keamanan sistem yang mereka miliki. Dengan mengadopsi AI, pentest Widya Security dapat dilakukan dengan lebih cepat yakni sekitar 2 minggu pengerjaan dengan hasil yang maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun