Mohon tunggu...
Devina Araminta
Devina Araminta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Blog dari Devina Araminta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Penduduk pada Perkotaan dari Sektor Pendidikan

2 November 2021   02:10 Diperbarui: 2 November 2021   02:13 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum masuk ke topik yang akan dibicarakan, tentunya kita harus mengerti dulu apa itu “Kota”. Menurut undang-undang Nomor 26 tahun 2007  mengenai Penataan Ruang yang mengartikan bahwa perkotaan adalah wilayah yang memiliki kegiatan utama bukan pertanian. Dari situ kita tahu bahwa perbedaan mata pencaharian masyarakat di desa dan di perkotaan sangatlah berbeda jika di perkotaan yang rata-rata mata pencahariannya yaitu dengan bekerja di perkantoran dan jika  dipedesaan yang mata pencaharian utama nya yaitu dengan bertani. Sehingga membuat banyak masyarakat pedesaan yang berpindah ke perkotaan karena ingin bekerja di perkantoran yang penghasilan nya lebih menjanjikan dan UMR nya lebih besar.

Selain itu dalam modul terbitan UT dari kutipan Iwan Kustiawan yang memberikan pengertian bahwa perkotaan adalah tempat dimana padatnya penduduk karena disitulah tempat pemusatan kegiatan dilakukan. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Perkotaan diartikan sebagai suatu wilayah yang kegiatan penduduknya bukan pada sektor pertanian serta didalamnya terdapat kawasan pemukiman penduduk, pusat pemerintahan, pusat kegiatan ekonomi juga sarana dan prasarana lainya seperti sekolah, perkantoran, kuburan, tempat peribadatan, jalan kota, air bersih, drainase, dll. Oleh sebab itu di perkotaan terdapat berbagai macam masyarakat atau penduduk yang tinggal dan melakukan kegiatan bersama sesuai peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintahan kota itu.

Terbentuknya kota sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Salah satu penyebab kota itu terbentuk akibat dari suatu wilayah atau kawasan yang memiliki ketersediaan fasilitas yang lengkap serta sudah tercukupi dan terpenuhi, sehingga dapat berdiri sendiri dan juga memiliki karakteristik perkotaan. Terjamin nya sebuah fasilitas-fasilitas tersebut dalam melayani masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan dari suatu kota. Terbentuknya perkotaan sangat berdampak pada perubahan sosial dan budaya, geografi, lingkungan, serta perekonomian.

            Banyak permasalahan-permasalahan umum yang terdapat diperkotaan  seperti kemiskinan, kemacetan, pengangguran, serta kepadatan penduduk. Akan tetapi maraknya atau kepadatan penduduk ini yang paling sering kali terjadi diperkotaan akibat banyak nya penduduk dari desa atau masyarakat dari luar kota yang merantau atau menetap di kota tersebut. Faktor yang menyebabkan hal ini mucul dikarenakan kegiatan ekonomi di perkotaan lebih memadai dan menjanjikan dari pada di pedesaan sehingga fenomena urbanisasi makin marak diperkotaan.

Faktor lainya yaitu dari sektor pendidikan. Jika sebuah kota sudah menjadi perkotaan yang besar pasti fasilitas nya akan semakin lengkap dan memadai seperti adanya perguruan tinggi negeri didalam nya. Jika kota tersebut sudah memiliki sebuah perguruan tinggi negeri pasti kota itu akan bertambah penduduknya, mengapa demikian? Karena setiap tahunnya Perguruan tinggi itu akan membawa mahasiswa mahasiswi baru yang diambil dari wilayah diseluruh Indonesia. Jadi otomatis akan menambah jumlah penduduk dari kota itu sendiri.

Permasalah maraknya penduduk akibat sektor pendidikan ini muncul pada  Kota Jember yang memiliki Universitas dan Politeknik didalamnya sehingga menyebabkan kepadatan penduduk yang sering bertambah setiap tahunya seiring dengan masuk nya mahasiswa mahasiswi baru di Perguruan Tinggi. Bertambahnya penduduk akibat sektor pendidikan ini juga menyebabkan tinggi nya perekonomian dikota Jember dan masalah yang timbul dikota Jember.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yg merantau ke Jember membuat banyak masyarakat Jember yang rumahnya sekitar kawasan perguruan tinggi dimanfaatkan menjadi kost-kost an  untuk mahasiswa. Serta karena kebanyakan mahasiswa membutuhkan Internet untuk melaksanakan perkuliahan dan mengerjakan tugas sehingga banyak sekali bermunculan beberapa cafe atau tempat nongkrong yang menyediakan WiFi gratis dan harga nya terjangkau. Dari situlah perkembangan ekonomi di Kota Jember semakin meningkat. Dan juga terkadang mahasiswa yang merantau dari luar pulau biasanya membawa orang tuanya untuk berkunjung yang membuat padatnya penduduk meskipun hanya sementara.

PKL atau Pedagang Kaki Lima juga bertambah banyak, Pedagang Kaki Lima umumnya berjualan ditempat yang memiliki kepadatan aktivitas manusianya seperti disekitar sekolah atau perguruan tinggi. sehingga keberadaan PKL tidak terkendali, sarana umum di perkotaan tidak berfungsi dengan optimal, serta karena bertempatan disetiap pinggiran jalan yang menyebabkan penuh nya jalan dengan pedagang kaki lima yang sampai menutupi jalan. Masalah yang disebabkan oleh pedagang kaki lima itu lah yang membuat tatanan kota menjadi rusak juga banyak fasilitas perkotaan seperti trotoar tidak dapat digunakan dengan baik.

Sehingga dari sektor pendidikan itu saja sudah dapat membentuk suatu kota sebab lengkapnya fasilitas pendidikan itu sendiri akan membangun citra kota yang lebih baik dan pendidikan juga menompang meningkatkan perekonomian di perkotaan tersebut, tetapi juga menyebabkan kepadatan penduduk setiap tahun nya dan masalah-masalah  perkotaan lainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun