Virus Covid-19 ditemukan ketika ada penduduk Wuhan China yang terjangkit. Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, pada awalnya orang beranggapan bahwa gelaja awal yang dialami sebagai flu biasa, sampai ketika WHO mengeluarkan deklarasi pandemi Covid-19. Virus ini telah menyebabkan ribuan orang meninggal akibat terinfeksi Covid-19.
Ketika virus ini mulai menyebar di Indonesia, banyak perusahaan, pusat perbelanjaan, sekolah, serta perguruan tinggi dipaksa untuk tutup sebagai langkah awal yaitu lockdown. Murid-murid dari Sekolah Dasar sampai SMA serta Mahasiswa pun akhirnya diberi himbauan untuk melakukan pembelajaran secara daring untuk waktu yang tidak diketahui.
Hal ini tentunya memberikan tekanan bagi mahasiswa ketika pembelajaran daring dimulai. Mahasiswa berada pada usia remaja akhir dan dewasa awal, dimana usia ini merupakan masa dimana kondisi mental yang tidak stabil ditambah dengan tuntutan serta perubahan suasana hati.Â
Ketika mahasiswa menyepelekan kondisi mental dengan beranggapan bahwa mereka baik-baik saja hal itu bisa meledak dikemudian hari akibat tekanan yang menumpuk dan menggangu kondisi mental mahasiswa.
Rasulullah SAW bersabda: ''Tidak ada salahnya seseorang memiliki kekayaan asalkan dia tetap bertakwa. Akan tetapi, bagi orang yang bertakwa, kesehatan lebih baik daripada kekayaan. Selain itu, hati yang bahagia (thibin nafs) adalah bagian dari (kenikmatan) surga).'' Hadis riwayat Ibnu Maajah.
Efek dari pembelajaran daring juga berpengaruh dalam tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran. Hal tersebut juga memberikan tekanan terhadap mahasiswa ketika mahasiswa memiliki kesulitan dalam memahami materi serta mengerjakan tugas yang diberikan. Dari beberapa sumber yang telah ditemukan, perubahan kondisi mental yang dialami mahasiswa pada pembelajaran daring diantara nya :
1. Sering sakit kepala
2. Nafsu makan menurun
3. Kesulitan tidur
4. Takut dalam segala hal
5. Tangan bergetar (tremor)
6. Merasa tidak bahagia
7. Sering menangis
8. Merasa lelah setiap saat
9. Mudah merasa lelah
10. Keinginan untuk mengakhiri hidup
Hal-hal tersebut tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja. Ketika mahasiswa memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup, ia haruslah segera diberikan penanganan lebih lanjut.Â
Demi menghindari stres yg menumpuk, mahasiswa haruslah menceritakan masalah yang sedang dialaminya. Namun, pada kenyataan nya, mahasiswa lebih memilih untuk memendam masalah nya daripada menceritakan nya.
QS. Al Imraan [3:200] "Wahai orang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwallah kepada Allah agar kamu beruntung."
Maka, berhentilah sejenak ketika kamu merasa Lelah. Berhenti sejenak untuk beristirahat tidak akan membuat mu tertinggal. Kondisi mental mu jauh lebih penting. Jangan selalu memaksakan semua hal untuk selesai diwaktu yang bersamaan.
''Kesehatan itu mahkota, tak bisa merasakannya kecuali orang sakit."
Penulis :
Dr. Ira Alia Maerani, S.H.,M.H. (Dosen FBIK Unissula)
Devi Nur Aini (mahasiswa Sastra Inggris, FBIK, Unissula)
NIM : 30802100019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!