Mohon tunggu...
Devina Tsabitah
Devina Tsabitah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

KKM 197 UIN Malang 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Menarik Kelas Kewarganegaraan

29 April 2021   10:37 Diperbarui: 29 April 2021   10:39 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kisah perkuliahan pada semester 2 ini akan segera berakhir. Sesegera mungkin akan berpindah pada semester dan tahun ajaran baru. Semua mata kuliah memiliki kesannya masing-masing, karena tiap dari mereka memiliki keunikannya sendiri. Salah satu mata kuliah yang berkesan di semester dua ini adalah Kewarganegaraan. Sebagai mahasiswi UIN Malang yang diajar oleh Pak Edi, kami dituntut untuk menjadi penulis. Meskipun tuntutan tersebut terjadi secara tidak langsung, tetapi tugas-tugas yang beliau berikan cukup memberikan kita asahan dalam menulis.

Setiap minggunya Pak Edi akan selalu memberikan tugas untuk menuliskan artikel pada blog ataupun website pribadi kami. Tidak harus melalui blog pribadi saja, tetapi juga diperbolehkan untuk menumpang pada media-media online lainnya misalnya saja seperti kompasiana.com. sejujurnya metode pembelajaran seperti ini memang tak akan pernah membosankan untuk dilakukan, terlebih bagi mereka yang menyukai tantangan dan hal-hal baru.

Tugas atau tema yang diberikan pun selalu bervariasi dan berbeda pada tiap pekan. Mulai dari materi general atau umum seperti kebudayaan daerah, hingga merambah pada isu-isu terkini seperti tanggapan terhadap kejadian terorisme di Indonesia. Salah satu hal yang menjadi tantangan dalam rangka kepenulisannya adalah tentang bagaimana mendapatkan sumber tulisan melakui wawancara pihak-pihak terkait. Tentu saja dengan tuntutan seperti itu, para mahasiswa pun akan semakin terasag skill-skill dalam berkomunikasinya.

Sesuai dengan judul mata kuliah yang sedang dibahas saat ini, yaitu mata kuliah Kewarganegaraan yang mana tentu saja mengajarkan tentang bagaimana berwarganegara dengan baik di Indonesia. Mata kuliah ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan mata pelajaran saat masih sekolah yaitu Pendidikan Kewarganegaraan atau yang biasa disingjat dengan PKN. Begitu pula pada semester sebelumnya, yaitu pada kuliah semester 1 sempat ada mata kuliah bernama Pancasila, yang mana mempelajari segala nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara Indonesia yakni Pancasila.

Pembelajaran mengenai kewarganegaraan ataupun Pancasila kerap kali dianggap sebagai mata kuliah ataupun mata pelajaran yang membosankan. Hal ini tak lain dan tak bukan karena materi yang terkesan diulang-ulang serta metode pembalajaran yang kurang variatif. Tetapi untun kali ini, metode pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen Kewarganegaraan bernama Pak Edi ini terdengar serta terlihat berbeda dari pembelaharan pada umumnya. Karena kelas beliah terhitung jarang nengadakan pertemuan online via google meet ataupun zoom meet. Tetapi justru para mahasiswanya dituntut untuk menulis pada media online.

Sebagai mahasiswa yang diajar oleh Pak Edi dengan metode pembelajaran menulis tiap pekan, tak dapat dipungkiri pula jika masih terdspat beberapa kendala. Kendala-kendala yang dialami oleh para mahasiswanya tak lain dan tak bukan seputar curhatan mereka mengenai seberapa sulitnya jika terdapat wawancara sebagai sumber informasinya. Karena pada kondisi pandemi seperti saat ini segala sesuatu akan dibatasi dan hal itu cukup membatasi dalam pergerakan wawancara. Selain itu ada beberapa mahasiswa yang berpendapat bahwasanya jangka waktu pengerjaan tugas yang diberikan terbilang cukup singjat. Tetapi ada juga sebagian lainnya yang merasa tertantang akan hal ini.

Sebenarnya metode pembelaharan yang dilakukan oleh Pak Edi ini dspat dikatakan cukup inovatif. Karena tulisan-tulisan atau artikel-artikel karya peserta didik dijadikan sebagai media untuk absensi tiap minggunya. Hal itu pula yang secara tidak langsung membiasakan para peserta didik untuk menulis. Tak dapat dipungkiri pula bahwasanya skill atau kemampuan menulis telah menjadi soft skill yang sangat dibutuhkan di era saat ini. Selain sebagai mahasiswa yang nantinya pasti akan menulis skripsi, banyak juga pekerjaan menjanjikan yang menggunakan skill menulis sebagai kemampusn utama. Bahkan di era digital seperti saat ini, menulis sudah menjadi hal yang sangat umum karena tak sedikit pula media sosial yang membutuhkan kemanpuan dasar tersebut, misalnya saja jika anda menulis thread di twitter, menulis di quora, ataupun yang lain-lainnya.

Kemampuan menulis di era digital banyak sekali peluangnya, siapapun bisa mengambil peluang tersebut jika memang mereka mau. Tak terkecuali dengan pelajar ataupun mahasiswa, tak jarang pula banyak dsri mereka yang tidak memiliki keahlian dalam menulis, tetapi membiasakan diri hingga pada akhirnya dapat memperjual belikan karya-karya mereka. Tak ada hasil yang ada hanya melalui khayalan, semuanya pasti membutuhkan usaha dan effort dalam mencapai titik tersebut.

Sayangnya meskipun profesi sebagai penulis baik pekerjaan tetap, pekerjaan paruh waktu, ataupun hanya sekedar pekerja harian lepas, suda sangat marak tetapi masih terbilang sedikit media yang dapat menaungi pelatihan atau semacamnya. Tetapi pembelajaran yang dilakukan oleh beliau secara tidak langsung telah membantu para mahasiswa untuk berlatih lebih dalam hal menulis. Mereka jadi lebih terbiasa dengan penyusunan kata, serta dunia kepenulisan di media digital.  Tentu saja hal ini memiliki banyak sekali dampak positif yang dapat diambil, dari segi manapun itu. Dampak negatifnya pun dapat berubah menjadi positif jika para peserta didik telah memiliki kesadaran dalam hal tersebut.

Pembelajaran mata kuliah Kewarganegaraan dalam satu semester ini merupakan salah satu pembelajaran yang paling berkesan. Karena selain mengajarkan materi, soft skill atau kemampuan diri pun dapat terasah di kelas ini. Mulai dari kemampuan menulis, berkomunikasi, hingga critical thinking atau kemampuan berpikir kritis, semuanya bisa didapatkan dalam kelas Kewarganegaraan kali ini. Sebenarnya pembelajaran seperti ini terasa cukup efektof pula dalam mengasah kemampuan peserta didik jika dilihat dari sudut pandang mereka. Karena untuk ke depannya pasti hal-hal sederhana inilah yang bisa jadi membantu mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun