Mohon tunggu...
Devin Herijanto
Devin Herijanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Parahyangan University Civil Engineering 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jalan Tol Cisumdawu yang Menjadi "Belati Bermata Dua" bagi Kabupaten Sumedang

27 Juni 2021   16:45 Diperbarui: 27 Juni 2021   16:47 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, proyek besar yang dibangun pemerintah dengan tujuan mengembangkan pusat pertumbuhan ekonomi, Jakarta -- Bandung -- Cirebon. Ya, Jalan tol sepanjang 62,60 kilometer ini menghubungkan antara Kota Bandung dan Cirebon hanya dengan waktu dibawah 1 jam saja. Gerbang tol pertama akan berada di Bandung, Cileunyi, lalu perjalanan dimulai ke arah timur laut Jawa barat melewati Kabupaten Sumedang, berlanjut ke Kabupaten Majalengka, dan akan keluar kembali ke jalur Jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Cirebon. Proyek ini diprediksi akan selesai pada akhir 2021, dan merealisasikan mimpi pemerintah dalam hal mengembangkan pertumbuhan ekonomi Jawa barat.

Namun setiap cita-cita besar memiliki konsekuensi, salah satunya adalah nasib perekonomian masyarakat Sumedang yang akan semakin menurun. Mungkin terdengar sedikit skeptis, yang seharusnya sebuah pembangunan akan mendorong perkembangan ekonomi daerah di sekitarnya justru membuatnya semakin terpuruk. 

Hal ini terjadi karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Sumedang adalah petani, peternak, dan pedagang yang sebagian besar hasil buminya didistribusikan untuk diperdagangkan. Menurut kutipan pada http://info-sumedang.blogspot.com/2010/06/potensi-ekonomi-kabupaten-sumedang.html , "Kontribusi ekonomi terbesar yang ada di Sumedang berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran."

Dapat disimpulkan, bahwa perekonomian Kabupaten Sumedang sangat bergantung pada sektor pariwisata mengingat perdagangan, perhotelan, dan restoran merupakan penyokong utama perekonomiannya. Disini kita tahu bahwa Kabupaten Sumedang sangat membutuhkan wisatawan, namun dengan dibangunnya Jalan Tol Cisumdawu ini, wisatawan yang datang ke Kabupaten Sumedang akan berkurang. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Alasannya adalah karena mayoritas orang mengetahui dan mengunjungi Kabupaten Sumedang karena biasanya Sumedang merupakan tempat singgah orang-orang yang berasal dari bagian barat Sumedang (Bandung dan sekitarnya) sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke bagian timur Sumedang (Cirebon dan seterusnya). Memang tidak semua orang, tapi sebagian besar orang mengunjungi Sumedang karena hal tersebut.

Jalan Tol Cisumdawu menawarkan sebuah rute perjalanan memotong dari Bandung menuju Cirebon dengan waktu tempuh yang jauh lebih cepat. Dengan begitu hampir dapat dipastikan bahwa mayoritas orang akan lebih memilih untuk melewati Jalan Tol Cisumdawu dibanding memilih rute Pantura yang melintasi Sumedang dengan waktu tempuh yang jauh lebih lama. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya omset masyarakat Sumedang semenjak Tol Cipali dibangun 2015 lalu. " 

"Omsetnya terjun bebas, setelah adanya Tol Cipali ini. Kebanyakan pembeli tahu merupakan pengunjung atau pengemudi yang melintas, dan membeli tahu untuk oleh-oleh. Kemudian, ketika sudah tidak menjadi kota lintasan, maka dampaknya seperti ini," terang salah seorang pemilik Rumah Makan Tahu, Hermawan Safari, saat ditemui di tempatnya, Selasa (4/7)." (Jabar Ekspres).  Sebagai informasi, Jalan Tol Cipali jauh lebih panjang dan jauh lebih memakan waktu dari pada Jalan Tol Cisumdawu.

Disini kita bisa melihat jika orang-orang saja lebih memilih melewati Jalan Tol Cipali dibanding jalur Pantura karena dapat lebih menghemat waktu, bisa kita bayangkan bila ada sebuah jalur yang lebih cepat lagi dari pada Jalan Tol Cipali yaitu Tol Cisumdawu. 

Dengan begitu rasanya masuk akal bila kita katakan dengan dibangunnya Jalan Tol Cisumdawu ini akan membuat perekonomian masyarakat Sumedang semakin menurun. Salah satu solusi yang mungkin dapat dicoba adalah dengan memperkuat sektor ekspor Kabupaten Sumedang dengan segala jenis hasil buminya, karena hal itulah yang menjadi kekuatan utama masyarakat Sumedang dalam berekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun