Syahdu hujan di tak menyurutkan langkah teman-teman KJOG untuk menghadiri acara sore hari yang bertajuk dolan kuliner “nglathak di tengah kota”.rupanya kami diundang owner“Nglathak” yang tak jauh dari kampus kebanggan kota Jogja, Universitas Gadjah Mada. Meskipun terlambat, tetapi suatu kehormatan bagi saya masih diberikan kesempatan untuk mencicipi menu yang ada di warung sate yang cukup bernuansa unik ini, mirip kafe imut yang menyediakan menu khas sate klathak. Bagi anda yang menginginkan suasana tenang dan tidak bising sembari menikmati sajia sate klathak yang khas ala Nglathak, disinilah tempatnya.
Kenapa Klathak? Ternyata filosofinya dinamakan demikian karena proses memasaknya. Konon, sate biasanya dipanggang dengan kayu, nah kalau ini beda, sobat Kompasianer. Sate ini dipanggang dengan tusuk yang berasal dari besi, dan berbunyi “klethak-klethak”. Bau prengus (baca: amis) yang biasa tercium saat kita memasak dan memakan daging sapi atau kambing, tidak terasa sama sekali lho. Memang amazing sekali sate bikinan Mas To, sang owner ini. Saya mencicipi menu sate klathak manis dan teh biru. Rupanya teh biru ini kalau kita tambahkan perasan jeruk akan berubah warna menjadi ungu, rasanya pun juga tak kalah karena ada sensasi jeruknya yang menambah kesegaran dipadukan dengan bunga telang.
Sebenarnya, warung Nglathak ini menyediakan 4 jenis menu. Yang terdiri dari startup (pembuka) berupa Piece of Pastry dan American Risoles, lalu ada main course (menu andalan) yakni Sate Klathak Original, Sate Klathak Mozarella (dengan lumuran keju), Sate Klathak Manis (yang saya coba, dan maknyuuuss kalo bang Bondan bilang, haha), Gulai, Tongseng, Tengkleng dan juga satu menu dari daging ayam, yakni Ayam goreng. Lalu untuk drink(minuman), ada 3 menu unik yang baru saya temui, yaitu Teh biru (dari bunga telang segar) Yogurt Bunga Telang, dan Yogurt Moringa (penasaran kaaaaa? merapat segera merapat) serta yang terakhir adalah dessert (penutup) dengan sajian menu eskrim, yaitu Cup of Joy dan Homemade Ice Cream.
Yang pertama adalah mengajak para pengunjung warungnya untuk menambah wawasan melalui membaca buku disela-sela menunggu pesanan. Tampak ada buku-buku yang terselip di meja pengujung di sebuah sling bag mungil menggantung di setiap sisi tepi meja pengunjung.
Yang kedua adalah mengajak masyarakat untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Walaupun ini adalah murni ketulusan dari Mas To dalam berbisnis dan sebagai tanggung jawab sosial maupun secara amal, Mas To tulus memberikan makan gratis bagi masyarakat yang berpuasa sunnah senin dan kamis di warung Nglathak. Tak hanya itu, bagi yang mengaji 2 juz sehari juga mendapatkan service tambahan ini.
Penasaran dengan warung Nglathak ini? silahkan stalking ignya @nglathak atau datang langsung bagi anda yang berada atau tengah berkunjung ke Kota Jogja. Warung sate Nglathak ini beralamatkan di Jalan Gambir Karangasem Baru Gang Seruni No. 7, Deresan Yogyakarta. Harga mahasiswa banget! Salam hangat Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H