Melangkahnya Fitriani ke babak final ajang Thailand Masters Super 300, Minggu, 13 Januari 2019 memang mengejutkan kalangan pecinta bulutangkis tanah air. Di ajang pembuka rangkaian Badminton World Tour oleh Badminton World Federation (BWF) tahun 2019 ini, Fitriani menjadi wakil semata wayang dari Indonesia yang berhasil menembus babak akhir.
Statusnya yang notabene bukan unggulan dan berperingkat 30 ke atas, tentu bukan modal besar untuk tampil di hadapan publik Indoor Stadium Huamark, Bangkok Thailand. Â
Fitriani harus tampil sendirian sejak menjajaki babak semifinal akibat bergugurnya wakil Indonesia lainnya. Rekan senegara yang terakhir gugur adalah Firman Abdul Kholik di sektor tunggal putra, serta Akbar Bintang/Winny Oktavia dan Alfian Eko/Marseilla Gischa di sektor ganda campuran. Ketiga wakil tersebut harus menelan kekalahan di babak perempat final Thailand Masters 2019.
Setelah bertanding di partai terakhir, yaitu partai kelima, Fitriani berhasil menghempaskan unggulan 8, dari tuan rumah, Busanan Ongbamrungphan dengan straight game 21-12 dan 21-14. Permainan bola lob khas Fitriani, berhasil memprovokasi Busanan dengan berujung ketidaksabaran Busanan dalam mengembalikan bola dan dinyatakan out berkali-kali.Â
Selain membuat pengembalian yang tidak sempurna dari sang lawan, umpan bola lob dari Fitri juga membuat Busanan ragu-ragu karena akurasi yang tinggi. Benar-benar sangat tipis dengan garis tepi lapangan sehingga dibiarkan saja bola masuk di dalam lapangan oleh Busanan.
Kemenangan ini menjadi modal besar bagi Fitriani di ajang kejuaraan internasional. Selain meraih gelar pertamanya untuk perhelatan BWF World Tour yang diperkenalkan sejak tahun 2017, menggantikan Super Series. Fitriani memutus puasa gelar tunggal putri sejak Lindaweni Fanetri yang terakhir meraihnya di ajang Syed Modi tahun 2012 di India.
Apakah Fitriani melangkah mulus sejak babak pertama? Tentu tidak. Nyaris kalah di babak tersebut, comeback Fitriani saat tertinggal 13-21 dari pemain Malaysia, Lee Ying Ying membungkam segala keraguan setelah menutup game 18-21, 21-9 dan 23-21. Berapa skor beruntun yang diraih fitriani di akhir game ketiga? 7 angka!
Selanjutnya, di babak kedua Fitriani harus dihadang unggulan pertama di ajang ini, sang tuan rumah Nitchaon Jindapol. Namun, kepercayaan diri kembali meneguhkan hati bahwa Fitriani bisa mengalahkan sang unggulan, Jindapol dan berakhir dengan skor 10-21, 21-17 dan 21-16. unggulan pertama tersingkir!
Kemudian, di babak perempat final, Fitriani bertemu dengan rival sebaya, Yeo Jia Min dari Singapura. Fitriani harus kembali bermain rubber game namun berakhir manis dengan skor 14-21, 21-15 dan 21-18. Begitupun di babak semifinal, melawan Den Xuang, pebulutangkis Cina yang telah berganti kewarganegaraan menjadi Hongkong, Fitri dipaksa bermain tiga set tanpa kenal lelah. Comeback manis terjadi, Fitri menang dengan skor 12-21, 21-19 dan 21-16. Nyaris!!
Dan terakhir, Fitriani berhadapan dengan ungguan 8, Busanan Ongbamrungphan. Tentu masih sangat terngiang di benak para pecinta bulutangkis, bagaimana sadisnya Busanan membantai Ruseli Hartawan di babak perempat final partai kelima tunggal putri di ajang Piala Uber 2018. Â
Saat itu, Indonesia berhadapan dengan Thailand. Busanan yang menjadi penentu kemenangan Thailand di mengubur dalam-dalam asa Tim Uber Indonesia untuk memboyong pulang Piala Uber sejak 1996.