Pertandingan final bulutangkis ajang Malaysia Master 2018 yang dihelat MInggu, 21 Januari 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia berlangsung ketat. Laga demi laga dilewati para pemain dengan perjuangan yang keras. Ajang Malaysia Master ini memang berstatus level 4 BWF (Badminton World Federation), atau setara dengan level Super Series.Â
Berbeda dengan ajang sebelumnya, Thailand Master yang diselenggarakan 4-12 Januari 2018, pekan lalu. Thailand Master tak diikuti pemain bulutangkis unggulan atas dunia. Â Namun di Malaysia Master kali ini nampaknya hampir setiap negara bulutangkis turun gunung mengerahkan pemain-pemain terbaiknya.
Dari hasil pertandingan tersebut, Indonesia benar-benar berhasil "mencuri" gelar juara ganda putra yang nyaris saja hampir disegel tuan rumah Malaysia. Bagaimana tidak? Fajar Alifan/Muhammad Rian Ardianto mempencundangi mantan peringkat satu dunia, Goh V Sem/Tan Wee KIong dengan rubber game 14-21, 24-22 dan 21-15. Sempat diragukan, kehilangan game pertama dan nyaris saja kalah dua set langsung mereka membuktikan diri. Bagaimana awal mula ceritanya?
Perjuangan Menuju Final
Sebelumnya, di babak penyisihan pertama, Fajar/Rian berhadapan dengan pasagan Denmark Antonses/Nohr. Lalu, di babak penyisihan kedua, Fajar/Rian mampu mengalahkan unggulan ketiga asal negeri matahari terbit, Kamura/Sonoda.Â
Netizen BL (Badminton Lovers) Indonesia menyebut dengan panggilan "KamSon" (ada-ada saja, hehe). Fajar/Rian membuat kejutan dengan mampu mengimbangi tipikal bermain mereka yang sangat cepat. Fajar/Rian menang dua game dengan skor kembar 21-17. Sebelumnya, mereka sempat diragukan akan memenangi laga ini.
Kemudian di perempat final pasangan ganda putra Indonesia ini  menghadapi rival yang mengalahkan mereka di semifinal Sea Games 2017 asal Thailand yakni Kittinupong/Dechapol dengan dua game langsung 21-18 dan 21-13. Balas dendam pun terlunasi sudah terhadap pasangan Thailand yang memulangkan mereka dengan medali perunggu.
Kemudian di semi final, perjuangan Fajri atau Fajar/Rian patut diacungi jempol. Berhadapan dengan Mads Kolding/Mads Pedersen, unggulan kelima asal Denmark, mereka lebih dulu tertinggal di game pertama dengan dengan skor 15-21. Muhammad Rian Ardianto sering melakukan error yang dimanfaaatkan oleh pasangan Denmark untuk menambah poin. Namun di game kedua dan ketiga mereka mampu membalikkan keadaan dengan skor 21-16 dan 21-17 yang menjadi penutup manis mengantarkan ke final
Duel Laga dengan Prestisius Tinggi
Dan akhirnya, di final terjadi dualisme laga dengan prestisius tinggi. Melawan tuan ruman negeri jiran, adalah gengsi yang tak akan pernah berakhir bagi Indonesia. Selain itu, kedua negara ngotot mencuri gelar karena hanya sama-sama menempatkan satu wakil di final melalui sektor ganda putra ini. Sama-sama menyandang status non unggulan, kedua pasangan melenggang kefinal dengan penuh perjuangan.
Di game pertama, Fajar/Rian Nampak sedang mempelajari tipikal bermain lawan yang pernah menyandang status peringakat pertama dunia, yakni Goh V Sem/Tan Wee Kiong. Fajar/Rian menyerah 14-21 dengan situasi yang sama saat di semi final, sering error terutama dilakukan oleh Rian.