Jahe Selawe, adalah motif andalah Adiningrat. Secara sekilas saya membaca filosofi penamaan Jahe Selawe. Motif ini mempunyai ruas-ruas yang melengkung, menggambarkan karakter kuat dan terus mengalir. Terinspirasi dari jahe merupakan tumbuhan khas nusantara yang menjadi sumber pengetahuan dan juga sebagai obat tradisional. Selawe, adalah angka 25 yang penyebutannya berbeda dalam bahasa jawa. Angka 25 juga menggambarkan kematangan dan produktif.
Rumah Produksi Pertiwi
Terletak di daerah Giwangan, Yogyakarta. Sebenarnya, ada beberapa lokasi lagi tempat produksi, namun ini adalah induk dari rumah-rumah produksi yang ada. Kenapa dinamakan Pertiwi? Ibu Hj. Siti Umi Pertiwi. Beliau telah berkecimpung dengan batik sejak tahun 65-an. Dulu, belaiu adalah juragan kain batik, yang sering menyediakan kain batik hingga akhirnya mendirikan produksi sendiri. Dari tempat inilah lahir karya batik Adiningrat. Loyalitas dan proses Adiningrat itu akan saya jabarkan disini. Tepatnya, Â untuk tahapan batik tulis.
Berproses
Proses batik yang pertama adalah penggambaran motif dengan pensil diatas kain. satu kain harus terisi penuh motif dan membutuhkan kreativitas tinggi.
Kedua, nglowongi atau batik itu sendiri. Dilengkapi peralatan cating, malam, kain, alat pemanas serta skill. Skill tidak diukur secara instan. Pembatik yang diakui adalah yang memiliki jam terbang tinggi yang diukur oleh waktu. Salah satu pembatik, ibu Menik sudah tampak lihat dalam menggoreskan catingnya mengikuti alur pola batik yang begitu melengkung, meliuk dan sangat detail. Bisa dikatkan rumit. Cating harus tertempel sempurna pada kain. Tidak boleh luber, lumer bahkan sampai tumpah di luar pola. Cating itu sendiri ada berbagai ukuran lho!
Tahap pewarnaan batik ternyata ada dua, celup dan colet (kalau saya menamainya tutul, karena seperti pakai kapas terus ditutul-tutulkan hehehe). Teknik colet itu kalau warnanya banyak, kecil-kecil dan polanya berkesinambungan.
Setelah direbus, barulah kain batik dijemur. Bila warna yang digunakan banyak, misalnya lebih dari satu,maka akan kembali ke proses pembatikan lagi. Begitu seterusnya. Jadi, semakin kompleks dan rumit motif batik tulis, bahkan banyak warna, tidak heran batik itu bernilai jual tinggi. Banyak unsur yang tertuang. Karena batik itu seni. Batik itu skill. Batik itu proses. Batik itu loyalitas.