Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bukti Karya Adiningrat, Loyalitas dan Berproses

4 November 2017   22:28 Diperbarui: 6 November 2017   08:23 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahap Perebusan (Dok. Pribadi)

Jahe Selawe, adalah motif andalah Adiningrat. Secara sekilas saya membaca filosofi penamaan Jahe Selawe. Motif ini mempunyai ruas-ruas yang melengkung, menggambarkan karakter kuat dan terus mengalir. Terinspirasi dari jahe merupakan tumbuhan khas nusantara yang menjadi sumber pengetahuan dan juga sebagai obat tradisional. Selawe, adalah angka 25 yang penyebutannya berbeda dalam bahasa jawa. Angka 25 juga menggambarkan kematangan dan produktif.

Beragam Busana Motif Batik Jahe Selawe (Dok.Pribadi)
Beragam Busana Motif Batik Jahe Selawe (Dok.Pribadi)
Untuk setiap warna, juga memiliki makna tersendiri. Warna tanahan yang menggambarkan batik yang terlahir di bumi Yogyakarta. Lalu warna sogan coklat yang artinya kerendahan hati dan membumi. BIru dongker sebagai symbol ikhlas dan setia. Dan terakhir, kuning kunyit yang artinya ketenangan jiwa. Jahe selawe memberikan semangat alam beraktivitas.

Rumah Produksi Pertiwi

Terletak di daerah Giwangan, Yogyakarta. Sebenarnya, ada beberapa lokasi lagi tempat produksi, namun ini adalah induk dari rumah-rumah produksi yang ada. Kenapa dinamakan Pertiwi? Ibu Hj. Siti Umi Pertiwi. Beliau telah berkecimpung dengan batik sejak tahun 65-an. Dulu, belaiu adalah juragan kain batik, yang sering menyediakan kain batik hingga akhirnya mendirikan produksi sendiri. Dari tempat inilah lahir karya batik Adiningrat. Loyalitas dan proses Adiningrat itu akan saya jabarkan disini. Tepatnya,  untuk tahapan batik tulis.

Berproses

Proses batik yang pertama adalah penggambaran motif dengan pensil diatas kain. satu kain harus terisi penuh motif dan membutuhkan kreativitas tinggi.

Kedua, nglowongi atau batik itu sendiri. Dilengkapi peralatan cating, malam, kain, alat pemanas serta skill. Skill tidak diukur secara instan. Pembatik yang diakui adalah yang memiliki jam terbang tinggi yang diukur oleh waktu. Salah satu pembatik, ibu Menik sudah tampak lihat dalam menggoreskan catingnya mengikuti alur pola batik yang begitu melengkung, meliuk dan sangat detail. Bisa dikatkan rumit. Cating harus tertempel sempurna pada kain. Tidak boleh luber, lumer bahkan sampai tumpah di luar pola. Cating itu sendiri ada berbagai ukuran lho!

Ibu Menik dan Pengrajin Batik lainnya sedang membatik (Dok. Pribadi)
Ibu Menik dan Pengrajin Batik lainnya sedang membatik (Dok. Pribadi)
Tahap ketiga adalah pewarnaan. Namun, sebelum ke perwarnaan, kami lebih dahulu singgah ke proses pengecapan, yaitu tahapan pertama proses batik cap. kami bertemu dengan Bapak Ripto. Beliau begitu jeli. Karena mengecap batik itu tidak sembarangan orang bisa. Ketelitian menyambungkan motif yang putus  dengan cetakan yang sama butuh perhitungan agar menjadi motif yang benar-benar utuh.

Tahap pewarnaan batik ternyata ada dua, celup dan colet (kalau saya menamainya tutul, karena seperti pakai kapas terus ditutul-tutulkan hehehe). Teknik colet itu kalau warnanya banyak, kecil-kecil dan polanya berkesinambungan.

Inilah proses perwarnaan kain batik (Dok. Pribadi)
Inilah proses perwarnaan kain batik (Dok. Pribadi)
Tahap keempat adalah perebusan. Namun, sebelum direbus terlebih dahulu malam (lilin) dilepaskan. Mengapa dibersihkan? Karena malam (lilin) tidak tahan panas. Nanti akan meleleh dan justru memberi meleburkan warna.

Setelah direbus, barulah kain batik dijemur. Bila warna yang digunakan banyak, misalnya lebih dari satu,maka akan kembali ke proses pembatikan lagi. Begitu seterusnya. Jadi, semakin kompleks dan rumit motif batik tulis, bahkan banyak warna, tidak heran batik itu bernilai jual tinggi. Banyak unsur yang tertuang. Karena batik itu seni. Batik itu skill. Batik itu proses. Batik itu loyalitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun