Kemakmuran pada suatu negara diukur dari beberapa faktor dan pengaru-pengaruh. Salah satunya dilihat dari sektor ketahanan pangan pada setiap daerah di negara tersebut. Pemenuh dari sektor ketahanan pangan salah satunya dari hasil pertanian yang ada di Indonesia. Sektor pertanian menjadi faktor yang berpengaruh pada sektor ketahanan pangan di Indonesia.
Potensi dan ketersediaan sumberdaya lahan pertanian di Indonesia masih mencukupi cakupan yang luas. Dengan hal tersebut diharapkan kedepannya di dalam subsektor pertanian itu sendiri khususnya pada bidang ketahanan pangan, persaingan pemanfaatan antara sektor pembangunan dan subsektor pembangunan akan semakin ketat. Oleh karena itu, rencana kegiatan pembangunan harus dipertimbangkan untuk memastikan keberlanjutannya di masa depan.Â
Indonesia merupakan negara yang kaya akan lahan yang heterogen. Pada lahan di Indonesia terdapat lahan yang sangat bervariasi dimana pada setiap daerahnya memiliki karakteristik lahannya masing-masing. Pada setiap daerah tersebut penanganan pada lahan pertaniannya juga berbeda-beda.
Praktik-praktik dalam pembudidayaan pertanian menimbulkan keadaan positif pada lahan. Namun, juga dapat menimbulkan efek negatif dan menyebabkan degradasi lahan. Dua faktor penting yang berpotensi berdampak pada sumber daya lahan dalam usaha pertanian adalah tanaman dan manusia yang mengelola pembudidayaan pertanian. Diantara kedua faktor tersebut, faktor Bergantung pada bagaimana pertanian dioperasikan, manusia mungkin memiliki dampak positif atau negatif terhadap lahan. Kegiatan atau cara penanaman pertanian yang dapat berdampak negatif antara lain penanaman lahan, penggunaan pestisida ramah lingkungan (pupuk dan pestisida), dan sistem tanam. Salah satunya pengolahan atau pembudidayaan lahan pertanian dengan pembakaran yang berdampak pada lahan.
DAMPAK PEMBAKARAN LAHAN PERTANIAN
Praktik pembudidayaan pertanian terdapat beberapa macam tahap pengelolahan dan kegiatan-kegiatan dalam pembudidayaan. Dalam kegiatan pembudidayaan pertanian salah satunya terdapat kegiatan pembudidayaan lahan yang ditujukan sebagai media tanam bagi tanaman yang akan ditanam oleh para petani. Dalam pengelolahan lahan pertanian terdapat banyak praktik-praktik petani yang mengelolah untuk mengusahakan dan memaksimalkan lahan yang dijadikan media tanam bagi tanaman yang akan ditanam menjadi media tanam yang berkualitas. Namun, terkadang para petani melakukan salah satu kegiatan tersebut tidak melihat seluruh efek yang diakibatkan. Dikarenakan setiap kegiatan pemaksimalan lahan pertanian juga timbul efek atau resiko menimbulkan kerusakan.Â
Salah satu kegiatan pembudidyaan atau pengolahan pertanian adalah pembakaran lahan dan pembakaran jerami pada lahan. Biasanya para petani melakukan pembakaran lahan untuk melakukan pertanian ladang berpindah. Sehingga harus dilakukan pembakaran terlebih dahulu pada lahan yang akan digunakan untuk pembudidayaan pertanian. Hal ini sangat disayangkan karena setiap pembakaran lahan yang dilakukan diharuskan menggunakan lahan yang masih baru atau tidak pernah dilakukan kegiatan pertanian pada lahan tersebut. Sebagian dari petani, apabila lahan tersebut sudah panen maka lahan tersebut akan dibiarkan dan terbengkalai. Hal tersebut akan menimbulkan kerusakan dan yang paling parah adalah dapat menimbulkan longsor. Hal tersebut menjadi permasalahn yang sangat berpengaruh pada lahan pertanian di Indonesia sehingga lahan pertanian akan terus berkurang.
Menurut Suharjo dan Wasis pada penelitian jurnal beliau pada tahun 2018, Kerugian akibat kebakaran maupun pembakaran hutan dan lahan sangat besar sekali baik terhadap kehidupan manusia maupun terhadap kehidupan mahluk hidup lainnya. Hal yang paling Mengenaskan adalah timbulnya korban akibat keganasan api baik langsung maupun tidak langsung, serta hilangnya plasma nutfah dan lenyapnya spesies tanaman dan binatang (satwa liar) yang tidak mungkin kembali.
Menurut penelitian oleh Wasis dkk pada tahun 2018 meneliti pada kebakaran hutan yang terjadi di kawasan hutan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Di jurnal beliau dikatakan tanah mineral yang terbakar menunjukkan peningkatan bulk density sebesar 0.31 gram/cm3 (41.89%) dan penurunan porositas tanah sebesar 11.45 (15.88%). Penelitian ini menjelaskan bahwa pembakaran tanah mineral menyebabkan tanah menjadi lebih padat dan menyebabkan aerasi tanah menurun. Hal itu ditunjukkan ditemukan adanya erosi tanah sedalam sebesar 5-10 cm dengan lebar 5-10 cm panjang 1-3 m. Hal ini menunjukkan kebakaran hutan akan menyebabkan terjadinya penurunan infiltrasi tanah, peningkatan limpasan permukaan. Pada tanah mineral terbakar akan menyebabkan kerusakan lingkungan yaitu akan menyebabkan erosi tanah, banjir dan kekeringan.
STRATEGI PENGURANGAN PEMBAKARAN LAHANÂ
Pembakaran lahan tentunya sangat merugikan apabila terus dijadikan kegiatan untuk pembukaan lahan. Kegiatan tersebut harus dicari alternatif lain agar tidak melakukan pembakaran hutan. Kegiatan tersebut harus dicari alternatif lain agar tidak melakukan pembakaran hutan. Alternatif lain yaitu dengan pembukaan lahan secara sederhana. Pertama dengan menggunakan pembukaan lahan dengan melakukan penebasan pada tanaman yang tidak diperlukan seperti ilalang, rumput, dan tanaman lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk tanah menjadi bersih dan pada saat tanaman sudah ditanam tidak mengalami persaingan makanan dengan tanaman yang belum dibersihkan. Kemudian setelah dilakukan penebasan pada tanaman gulma maka dilakukan pembersihan pada tanaman yang sudah ditebas tersebut. Sisa dari tebasan tersebut diolah dan dibenam pada tanah sehingga menjadi pupuk organik lahan.
REFERENSI