Mohon tunggu...
Devi Liana
Devi Liana Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa UIN Walisongo

Hidup itu sederhana tetapi kitalah yang membuatnya rumit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iriban di Dusun Gempol : Tradisi Membersihkan Mata Air Sebagai Wujud Syukur

30 November 2024   01:58 Diperbarui: 30 November 2024   01:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Minggu, 24 November 2024, Warga Dusun Gempol Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 83 Posko 20 UIN Walisongo Semarang berkolaborasi untuk melestarikan tradisi iriban yang dilaksanakan di Sumber Mata Air Dusun Gempol. Acara ini menjadi wujud Syukur atas berkah mata air yang menjadi sumber kehidupan bagi warga.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan aksi bersih-bersih di sekitar area mata air. Mahasiswa dan warga bahu-membahu membersihkan sampah, lumut, dan dedaunan yang mengotori sumber mata air. Setelah bersih-bersih, acara dilanjutkan dengan doa bersama. Doa ini dipanjatkan agar mata air di Dusun Gembol tetap mengalir deras dan memberikan kehidupan bagi masyarakat. Kegiatan ini diakhiri dengan makan-makan bersama, dimana setiap warga membawa makanan dari rumah masing-masing untuk dinikmati bersama, memperkuat rasa kebersamaan.

Tradisi iriban ini sendiri merupakan kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat Dusun Gembol setiap bulan sekali. Tujuannya untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sumber mata air agar tidak tercemar dan tetap mengalir dengan baik. "Iriban sudah menjadi bagian dari tradisi kami turun-temurun. Dengan membersihkan mata air, kami meyakini bahwa berkah dan keberlanjutan hidup akan terus mengalir," ujar pak Mustakim, selaku kepala dusun Gempol.

Bagi mahasiswa KKN, keterlibatan dalam tradisi ini menjadi pengalaman berharga. Mereka belajar langsung tentang pentingnya peran masyarakat dalam menjaga ekosistem lokal. "Kami ingin turut serta menjaga warisan budaya lokal ini sekaligus mendukung keberlanjutan sumber daya alam di Dusun Gembol," ungkap salah satu mahasiswa KKN.

Kegiatan ini juga mengajarkan masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan tradisi. Harapan besar dalam kegiatan ini agar tradisi iriban tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga menjadi simbol kesadaran lingkungan yang mengakar kuat. "Kami berharap tradisi ini tetap terjaga dan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk peduli terhadap sumber daya alamnya," tambah koordinator KKN Posko 20.

Iriban bukan sekadar ritual membersihkan mata air, melainkan juga wujud syukur atas nikmat Tuhan. Kegiatan ini mengajarkan bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama, demi masa depan yang lebih baik. Semangat gotong royong yang ditunjukkan dalam acara ini membuktikan bahwa harmoni antara manusia dan alam dapat terus terjalin melalui tradisi lokal yang sarat makna.

(Penulis: Liana/KKN Reguler 83 Posko 20 UIN Walisongo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun