Mohon tunggu...
Devi Kumalasari
Devi Kumalasari Mohon Tunggu... -

add akun twitternya vie ya @vie_kumalasari

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membangun Demokrasi Sehat dengan Debat Capres

11 Juni 2014   12:54 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:16 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Debat perdana calon presiden dan wakil presiden telah dimulai pada Senin (9/6) malam. Prabowo Subianto-Hatta Rajasa calon presiden (capres) nomor urut satu berhadapan dengan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang mendapat nomor urut dua. Acara debat diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum mulai 19.30 WIB dan disiarkan sejumlah televisi secara nasional.

Debat capres akan dilakukan dalam lima tahap. Tadi malam, debat mengambil tema pembangunan demokrasi, pemerintah yang bersih dan kepastian hukum. Pada 15 Juni nanti tema yang diusung adalah pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Selanjutnya, pada 22 Juni, debat membahas politik internasional dan ketahanan nasional. Debat pada 29 Juni mengusung topik pembangunan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan. Terakhir, 5 Juli, debat akan mendiskusikan tentang pangan, energi dan lingkungan. Pemilu capres sendiri akan dilaksanakan 9 Juli 2014.

Acara debat yang sudah dijadikan tradisi dalam demokrasi Indonesia merupakan event sangat istimewa. Acara debat ini juga berlangsung pada pemilihan kepala daerah. Sejauh ini, acara debat presiden atau kepala daerah berlangsung damai yang menandakan demokrasi Indonesia mulai dewasa. Dalam acara debat, tentu terjadi saling tukar argumentasi yang intens, kadang tajam dan saling serang. Tetapi Indonesia sudah teruji beberapa dekade dan berbagai tantangan yang sudah ditangani sehingg masyarakat semakin menghargai demokrasi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tokoh demokrasi Indonesia, telah memberi contoh yang baik selama memerintah hampir sepuluh tahun ini. Pendekatan soft power yang dianut SBY mampu mengatasi berbagai ketegangan dan kekerasan horizontal sehingga tidak meluas atau meledak. SBY selalu mengedepankan dialog sebagai sarana ampuh untuk menyelesaikan salah paham di masyarakat, bukan melalui kekerasan atau pemaksaan terhadap sebuah solusi. Sedangkan masalah hukum diselesaikan sepenuhnya di pengadilan tanpa intervensi sama sekali dari pemerintah atau pihak lain.

Kembali ke debat presiden, masyarakat diharapkan meneruskan tradisi sportifitas, termasuk menyikapi hasil pemilu nanti. Dalam sebuah kompetisi selalu ada pemenang dan yang kalah. Tapi dalam demokrasi Indonesia, baik yang terpilih menjadi presiden baru atau yang belum berhasil, semua adalah pemenang. Kita harus terus menjaga demokrasi yang sehat untuk selamanya.

Jakarta, 10 June 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun