Pada Pilpres kali ini, masyarakat ternyata masih terfokus kepada figur calon. Aspek visi, misi, dan program kerja kurang mendapat perhatian. Padahal di dalam program kerja itulah akan terlihat apa yang akan dilakukan capres kelak apabila terpilih.
Penulis mencoba menyimak berbagai program di bidang ekonomi yang ditawarkan Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta. Visi, misi dan program mereka bisa diakses di situs Komisi Pemilihan Umum.
Jokowi-JK membuat visi, misi, dan program setebal 41 halaman, sedangkan Prabowo-Hatta hanya 9 halaman. Meski demikian, secara substansi, keduanya sama-sama lengkap. Bedanya Jokowi-JK membuatnya dalam rincian panjang, sedangkan Prabowo-Hatta menekankan pada inti saja.
Jokowi-JK menawarkan konsep Trisaksi yang meliputi kedaulatan dalam politik, ekonomi dan kebudayaan. Pasangan ini menawarkan sembilan agenda prioritas di antaranya menyangkut bidang ekonomi. Sebagai contoh, poin tiga menyatakan Jokowi-JK akan membangun mulai dari pinggiran, seperti daerah terpencil dan perbatasan.
Poin enam, Jokowi-JK akan membangun dua ribu kilometer jalan baru, 10 bandara, 10 pelabuhan laut, dan 10 kawasan industri, sebagai usaha meningkatkan ekonomi rakyat.
Poin ketujuh, Jokowi-JK berjanji membangun kemandirian ekonomi dengan memperbaiki irigasi untuk tiga juta hektare sawah. Janji lainnya adalah membangun satu juta sawah baru di luar Jawa, serta mendirikan Bank Petani.
Pada penjabaran program kemandirian ekonomi, Jokowi-JK berjanji menggratiskan sekolah dari SD hingga SMA dalam rangka pembangunan kualitas sumber daya manusia. Juga disiapkan beasiswa hingga S3 termasuk di universitas luar negeri.
Untuk membangun kedaulatan pangan, Jokowi-JK akan memberantas mafia impor dan mengembangkan ekspor pertanian berbasis industri dalam negeri.
Program pengurangan kemiskinan petani dilakukan dengan pencanangan 1.000 desa berdaulat benih hingga 2019. Ada pula program reformasi pertanahan berupa penyerahan sembilan juta lahan untuk petani. Petani gurem akan diusahakan memiliki lahan dua hektare per kepala keluarga. Jokowi-JK juga akan membuka sejuta lahan kering di luar Jawa-Bali.
Jokowi-JK mempunyai program pengalihan penggunaan BBM bersbusidi ke gas dengan membangun infrastruktur di seluruh Indonesia. Pengalihan itu akan menghemat Rp60 triliun. Di bidang listrik, Jokowi-JK menawarkan strategi cerdas mengatasi pasokan, mengurangi biaya dan subsidi. Tapi tidak ada rincian secerdas apa program ini.
Kepada para buruh, Jokowi-JK banyak berjanji membangun rumah, dan pelarangan outsourcing di BUMN. Bahkan ada janji mengubah UU perseoran terbatas agar pekerja memiliki saham di perusahaan.